Setelah Dipukul Anak Digantung
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Pepatah ini cocok melukiskan ulah Petrus Pitang yang menganiaya anaknya Markus Malar,
Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE--Sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Pepatah ini cocok melukiskan ulah Petrus Pitang yang menganiaya anaknya Markus Malar, hingga tewas lalu digantung. Warga Dusun Nanga, Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, geger setelah Minggu (8/4/2012) sore pukul 17.00 Wita, dilaporkan Markus tewas gantung diri.
Dalam hasil rekonstruksi kematian Markus di Mapolsek Alok, Rabu (16/5/2012) siang, terungkap setelah dipukul sang ayah Petrus Pitang (42), membawanya ke hutan lalu digantung. Petrus melapor ke pihak desa kalau anaknya hilang lalu ditemukan gantung diri.
Pantauan Pos Kupang, Rabu (16/5/2012) siang, jalannya rekonstruksi dihadiri Kapolres Sikka, AKBP Drs.Ghiri Prawijaya, Kasat Reskrim, Iptu Ahmad, Kasat Samapta, AKP Arif Sadikin dan Kapolsek Alok, Ipda Hendrik Aritonang serta penyidik Polsek Alok.
Tahapan demi tahapan mulai dari proses korban dipukul lalu dibawa ke hutan dan pura-pura digantung di pohon serta bagaimana pelaku melapor ke desa kalau anaknya hilang dan gantung diri.
Kematian korban yang terungkap karena ada pengakuan pelaku dan isterinya kepada Kades Kojagete, Kartono lalu disikapi Polsek Alok dengan memeriksa dan menahan Petrus.
Kapolres Sikka, AKBP Drs.Ghiri Prawijaya yang didampingi Kasat Reskrim, Iptu Ahmad, kepada Pos Kupang usai rekonstruksi di Polsek Alok, Rabu (16/5/2012) sing, menjelaskan, rekonstruksi ini dalam rangka mengetahui kematian korban dan proses pelimpahan berkas ke jaksa Kejari Maumere. *