Sidak Denny Indrayana
Kanwil Riau Protes ke Menkumham Atas Penamparan Denny
Langkah pemberantasan narkoba dari Kemenkumham dan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas IIA Pekanbaru,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemberantasan narkoba dari Kemenkumham dan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas IIA Pekanbaru, Riau, pada 1 April 2012 lalu berbuntut panjang.
Wakil Menkumham, Denny Indrayana dituduh melakukan penamparan dan penendangan kepada petugas lapas saat inspeksi mendadak (sidak) tersebut.
Menindaklanjuti keluhan Kalapas Kelas IIA Pekanbaru Alfi Zahrin, Kepala Kantor Wilayah Riau, Djoni Muhammad, melalui surat bernomor W4.TG.PW.04.01453 tertanggal April 2012, menyampaikan protes kepada Menkumham, Amir, Syamsuddin, atas kejadian itu.
"Kami merasa keberatan dengan terjadinya penamparan oleh Bapak Wamen terhadap Saudara Darso Sihombing dan Khoril oleh seorang rombongan Wamen yang diduga ADC Wamen, serta cara penjemputan petugas penyimpan kunci Saudara, yang kami anggap sangat berlebihan dengan bersenjata lengkap dan menarik kerah baju Masian," ujar Djoni dalam surat ke Menkumham yang diterima Tribunnews.com, Selasa (3/4/2012).
Dalam suratnya, Djoni menyatakan pihaknya tidak akan mengambil langkah-langkah hukum atas penamparan dan penendangan petugas lapas itu. Sebab, Denny Indrayana telah meminta maaf dan petugas lapas yang menjadi korban telah mengikhlaskan apa yang diterimanya.
Dalam suratnya, Kakanwil Riau juga menyertakan kronologi dari Kalapas Kelas IIA Pekanbaru. Berikut kronologinya:
1. Sekitar pukul 02.30 WIB (2/4/2012) pintu utama digedor-gedor yang kedengerannya dilakukan beberapa orang secara bersamaan.
2. Petugas membuka lubang intai dan melihat beberapa orang memakai penutup muka dan bersenjata dan berteriak, "Ini Wamen, ini Wamen", sambil pintu terus digedor.
3. Sekitar 5 menit petugas berunding dan meyakini bahwa yang datang adalah Wamen, kemudian pintu utama dibuka.
4. Setelah dibuka, Wamen masuk dan langsung menampar komandan P2J Darso Sihombing, sambil mengatakan, "Kok lama betul baru dibuka, apa kerjaannya?". Lalu, rombongan yang berada di sebelah kiri Wamen (yang diduga ADC Wamen) menendang Darso Sihombing sampai terpental ke dinding sehingga menyebabkan tangan kanan terluka.
5. Orang yang diduga ADC Wamen tersebut juga menendang Sdr Khoiril sampai terdorong ke belakang dan dipukul kembali mengenai punggung Sdr Khoiril.
6. Kemudian Saudara Khoiril diminta untuk membuka pintu gerbang luar yang digunakan untuk memasukkan mobil rombongan dari luar ke halaman parkir.
7. Wamen menanyakan berapa orang yang bertugas kepada komandan jaga, dan dijawab, "Hadir lengkap, anggota siap di pos masing-masing."
8. Wamen menanyakan mana tiga orang petugas lembaga pemasyarakatan bernama Saudara Kasman, Hidro, Robby, dijawab, "sedang tidak bertugas".
9. Wamen meminta supaya pintu kamar dibuka, karena anak kunci seluruh kamar disimpan di dalam kotak (box) dan anak kunci kotak dipegang oleh sdr Maslan (Kasi kegiatan kerja) di rumahnya, kemudian petugas jaga bernama sdr A P dengan petugas BNN bersenjata lengkap menjemput Sdr Maslan.
10. Wamen mengumpulkan semua HP semua petugas jaga.