Penyergapan Teroris di Bali
Para Terduga Teroris Sempat Pesan Empat Orang PSK
Dua orang pekerja seks komersial (PSK) pesanan pelaku perampokan yang diduga jaringan teroris sempat ditahan oleh petugas kepolisian.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dua orang pekerja seks komersial (PSK) pesanan pelaku perampokan yang diduga jaringan teroris sempat ditahan oleh petugas kepolisian. Namun kedua perempuan berinisial She dan Man itu dilepas setelah diinterogasi oleh petugas kepolisian. Pembebasan beberapa saat setelah terjadi baku tembak di Bungalow 99, Jalan Danau Poso Nomor 58, Sanur, Denpasar, yang menewaskan buron perampokan, Minggu (18/3/2012) malam.
"Sesuai pesanan dari bungalow, kami mengirimkan empat orang. Yang dua sudah lebih dulu masuk, sedangkan dua lainnya tertahan di luar bungalow," kata Baraki, induk semang empat PSK yang ditampung di sebuah rumah di Gang Buntu Jalan Danau Poso, Sanur, Senin (19/3/2012).
Pria asal Kabupaten Buleleng, Bali, itu menuturkan, beberapa anak buahnya sudah pernah ada yang melayani kawanan perampok tersebut. "Sebenarnya mereka sering menginap di bungalow itu dan sepertinya memang sejak lama diincar polisi," kata Baraki mengungkapkan.
Ia merasa beruntung bahwa pada saat kejadian tak satu pun anak buahnya yang cedera dalam baku tembak antara anggota Densus 88 Anti-Teror dengan kawanan penjahat yang diduga teroris itu. Bahkan dua anak buah Baraki meminta izin pulang kampung karena masih trauma menyaksikan peristiwa tersebut.
Sementara itu, Made Tama selaku penjaga Bungalow 99 sebelumnya mendapat informasi akan ada penyergapan pelaku kejahatan di tempatnya bekerja. "Sehari sebelumnya saya diberitahu bahwa beberapa orang yang menginap di bungalow adalah kawanan teroris dari Aceh. Tapi, saya diminta tidak cerita kepada siapa pun," katanya.
Pada saat baku tembak itu terjadi, Made Tama sedang pergi ke warung untuk makan malam. "Teman saya yang disuruh pesan perempuan di sebelah," katanya sambil menunjuk tempat penampungan PSK di Gang Buntu.
Lokasi penampungan PSK di Gang Buntu berjarak sekitar 150 meter dari Bungalow 99. Oleh sebab itu, bungalow tersebut sering kali digunakan oleh pria hidung belang untuk melampiaskan nafsu birahinya kepada PSK. "Begitu selesai makan, saya sudah tidak diperbolehkan masuk. Beberapa saat kemudian datang mobil ambulans dan ratusan petugas kepolisian," kata Made Tama.
Baku tembak yang terjadi pada pukul 21.30 Wita sempat membuat warga dan pedagang makanan di sekitar Bungalow 99 panik. "Awalnya saya mengira ada pesta kembang api. Tiba-tiba datang mobil ambulans dan polisi. Tiga orang dimasukkan ke dalam mobil ambulans yang langsung meninggalkan lokasi ini," kata Sekar, pengelola Celebes Laundry yang berlokasi di seberang bungalow.
Wayan Arebu sempat melihat seseorang yang dipapah masuk ambulans. "Saya tidak tahu, apakah dia teroris atau petugas. Yang jelas, di dalam ambulans pria itu mendapat perawatan dan lengannya ditusuk jarum infus," kata pria yang tinggal di Jalan Danau Poso itu.