Penembakan di Aceh
Rumah Tua Itu, Tinggallah Gulungan Kabel dan Amis Darah
RUMAH tua di pinggiran jalan nasional Banda Aceh-Medan yang berjarak sekitar dua kilometer menjelang kota Bireuen tersebut tampak berbalut

Laporan Wartawan Serambi Indonesia
RUMAH tua di pinggiran jalan nasional Banda Aceh-Medan yang berjarak sekitar dua kilometer menjelang kota Bireuen tersebut tampak berbalut misteri dan memancarkan aura kesedihan.
Di rumah berdinding papan dan berlantai semen itulah, pada malam menjelang pergantian tahun 2011 ke 2012 terjadi drama pemberondongan terhadap puluhan orang di dalamnya. Tiga orang di antaranya menemui ajal.
Sejak kejadian itu, tak ada lagi canda ria, cengkerama, dan kesibukan yang sejak sebulan lalu terpantau di rumah tersebut.
Rumah itu mendadak sepi. Yang tinggal kini hanya gulungan kabel fiber optik milik Telkomsel dan garis polisi yang mengamankan lokasi kejadian. Bahkan, hingga dua hari lalu, masih kental terasa bau amis darah.
Rumah tua di Desa Blang Cot Tunong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen tersebut disewa oleh rekanan PT Telkomsel sebagai mes pekerja dan penumpukan material untuk proyek jaringan fiber optik di kawasan Bireuen.
Hampir semua pekerja proyek merupakan warga luar daerah, umumnya dari Jawa Timur.
Menurut informasi yang diperoleh Serambi, jumlah pekerja proyek galian dan penanaman fiber optik Telkomsel di Bireuen sebanyak 57 orang.
Mereka berada di Bireuen sejak 25 hari sebelum insiden itu terjadi. Pekerjaan ditargetkan rampung pada pertengahan Januari ini. Setelah itu mereka dikembalikan ke daerah. Namun, belum lagi tugas selesai, insiden merenggut nyawa itu pun terjadi.
Pasca-insiden berdarah itu, semua korban selamat berada di bawah pengamanan polisi dan ditempatkan di kompleks Mapolres Bireuen. Namun, trauma yang teramat berat membuat mereka seperti tak sabaran untuk bisa dikembalikan ke kampung halaman.
Harapan itu direspons oleh pihak rekanan. Apalagi pemilik proyek, PT Telkomsel telah mengumumkan menghentikan sementara proyek fiber optik di Bireuen sebagai dampak insiden dan akan dilanjutkan jika kondisinya kembali kondusif.
Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Benny Cahyadi kepada Serambi mengatakan, pihak rekanan memfasilitasi pemulangan semua pekerja melalui jalan darat dengan Bus PMTOH yang menjemput mereka ke Bireuen, Rabu (4/1/2011) malam.
Pihak kepolisian sudah melakukan proses administrasi, termasuk pemeriksaan sebagai saksi sebanyak beberapa kali.
Menurut Kasat Reskrim Polres Bireuen, jumlah mereka yang dipulangkan sebanyak 44 orang. Selebihnya masih mendampingi dua rekan mereka yang masih menjalani perawatan di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh dan akan dipulangkan setelah korban yang sedang dirawat itu sembuh.
Sedangkan lima korban yang sempat dirawat di RSUD dr Fauziah Bireuen akan bergabung dalam gelombang pertama yang dipulangkan ke kampung asal. Pemulangan direncanakan pagi tadi, Kamis (5/1/2012) dengan pengawalan polisi sampai ke perbatasan Aceh-Sumut.
Meski terlihat raut wajah ceria ketika menunggu saat-saat pemberangkatan dari Mapolres Bireuen, namun nuansa sedih tak mampu mereka sembunyikan.
Sebuah kesedihan mendalam karena tiga rekan sekerja mereka harus meregang nyawa di bawah berondongan peluru, ketika mereka sedang bercanda, bercerita, dan bersiap-siap merebahkan diri dalam dekapan malam, di rumah tua yang kini menyisakan misteri, gulungan kabel, dan amis darah.