Casa Medan ke Kutacane Jatuh
Ahli Forensik: 20 Persen Masih Hidup Usai Pesawat Jatuh
Ahli Forensik RSUP H Adam Malik Medan, dr Mistar Ritonga SpF mengemukakan, penyebab kematian korban jatuhnya pesawat karena benturan

Laporan wartawan Tribun Medan, M Azhari Tanjung
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ahli Forensik RSUP H Adam Malik Medan, dr Mistar Ritonga SpF mengemukakan, penyebab kematian korban jatuhnya pesawat karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang, retak tulang tengkorak.
"Hampir rata sekitar 80 persen dari penumpang pesawat terjadi karena benturan," ungkapnya kepada Tribun-medan.com (grup Tribunnews.com), Senin (3/10/2011).
Sementara itu, sisanya yang 20 persen, lanjut Ritonga, kondisi penumpang pesawat masih dapat dikatakan hidup setelah terjatuh. "Itu masih kemungkinan, sebab 17 jenazah yang lain tidak dilakukan utopsi," katanya.
Kemungkinan ini, kata Ritonga dilihat dari kondisi jenazah yang tidak rusak dan mudah diidentifikasi (ditandai-red) oleh keluarga, hanya saja kondisi jenazah sudah terjadi proses pembusukan. Proses pembusukan sendiri perkiraan waktu dari 12 sampai 24 jam. Namun hal itu harus dilihat dari jenis kelamin, penyakit dialami, bekas luka dan alam.
"Dari proses pembusukan jenazah korban sudah membengkak diatas satu centimeter," ungkapnya.