Senin, 29 September 2025

helikopter jatuh

Sempat Muntah Darah, Dian Tak Sanggup Bertahan

DIAN Rimba Rudiansyah, satu-satunya dari 10 penumpang helikopter naas yang menabrak lereng Gunung Duasudara yang ditemukan masih hidup

zoom-inlihat foto Sempat Muntah Darah, Dian Tak Sanggup Bertahan
TRIBUN MANADO/SUSANTO AMISAN
Dian Rimba Rudiansah saat ditemukan di dekat puing-puing helikopter yang jatuh

Laporan Tim Liputan Tribun Manado Ryo Noor, Christian Wayongkere, Budi Susilo, Yudith R

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - DIAN  Rimba Rudiansyah, satu-satunya dari 10 penumpang helikopter naas yang  menabrak lereng Gunung Duasudara yang ditemukan masih hidup oleh tim SAR, akhirnya tidak bertahan lama. Dian menghembuskan napas terakhir di RS Prof Kandou Malalayang Manado, Kamis (4/8/2011) pukul 06.00 Wita.

Seperti diberitakan Tribun Manado (Tribunmanado.co.id/Tribunnews.com Network), Dian ditemukan masih bernapas pada saat tim SAR tiba di lokasi helikopter jatuh. Medan berat memaksa anggota  tim Basarnas membopong  Dian sampai lokasi terdekat yang bisa dimasuki mobil ambulans.

Dian langsung dilarikan ke RS Manembo‑nembo di Kota Bitung sekitar pukul 03.30 Wita. Dokter Tommy Sumampouw, yang sempat memberikan pertolongan pertama."Korban sempat muntah darah dan meninggal di RS Malalayang. Kami sudah berusaha untuk menyelamatkannya," ujarnya.

Dikatakan Tommy, korban dirujuk ke RS Malalayang sekitar pukul 04.00 Wita. Meninggal tak lama setelah tiba di RS Prof Kandou Malalayang.

Menurutnya, pemuda berumur 25 tahun itu mengalami luka kritis. Saat dibawa dengan ambulan, pasien Rimba diberi bantuan pernapasan oksigen. "Di rumah sakit Manembo‑nembo di pulihkan. Tadi tidak sadar,  jadi sempat sadar," ujarnya.

Namun ia menjelaskan, saat tiba dari perjalanan, Rimba sempat muntah‑muntah darah di Rumah Sakit Kandou. Ini diindikasikan terjadi kompresi dibagian dadanya. "Luka yang parah. Tidak bisa diselamatkan. Sekitar satu jam tiba di RS Kandou,  Rimba langsung meninggal dunia," ungkap pria berkacamata ini.

Anggota tim gabungan Basarnas dari PMI KSR Sulut Opo Irwan Lalegit mengatakan korban ditemukan dalam kondisi patah kaki dan tangan dengan nafas lemah. "Kami berharap bisa bertahan,  tapi memang kondisinya parah," katanya.

Jemmy Peneleweng, Direktur Pelayanan  RS Kandou mengungkapkan korban meninggal saat dilakukan penanganan medis. Korban tiba dari Bitung pukul 05.10, "Waktu dibawa ke sini (RS Kandou) masih hidup, kondisinya parah dengan multiple cedera kepala perut, dada, dan alat gerak, tingkat kesadaran rendah," ungkapnya.

Dari semua korban, hanya jenazah  Dian  yang  masih utuh. Sementara jenazah 9 penumpang dan awak helikopter lain yang  kemarin baru tiba di  RS Kandou sekitar  pukul 13.00, kondisinya sudah tidak utuh.  Sebagian besar  tubuh korban terpisah  sehingga perlu di identifikasi, disusun ulang agar lebih layak disemayamkan.

Tribun sempat menyaksikan tubuh seorang korban, di atas dipan ruang Forensik, yang kehilangan kaki dan tangan. Penanganan tim forensik masih berlangsung hingga malam. Sejumlah keluarga, sempat menerobos garis dan barikade polisi yang mulai longgar saat sore, menyaksikan tubuh jenazah di dalam ruang forensik.

Hingga pukul 20.30 Wita, Jenazah Dian Rimba Rudiansyah dan Zainudin Ahmad yang  di keluarkan tim forensik. Sisa delapan jenazah lain masih terus ditangani.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan