Gunung Lokon Meletus
Batu Pijar Gunung Lokon Telempar 800 Meter
Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, kembal meletus, sekitar pukul 10.35 Wita, Minggu (17/7/2011).

Laporan Wartawan Tribun Manado
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, kembal meletus, sekitar pukul 10.35 Wita, Minggu (17/7/2011). Semburan abu akibat letusan tersebut mencapai 3.000 meter, lebih tinggi dibandungkan letusan sebelumnya yang hanya 1.500 meter.
Letusan kali ini berbarengan dengan rencana Pemerintah Kota Tomohon merelokasi pengungsian dari gedung-gedung sekolah ke wilayah lain supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pengungsi Gunung Lokon sampai saat ini berjumlah 4.000 orang lebih.
Gunung Lokon mengeluarkan suasa gemuruh hingga mengakibatkan gedung-gedung bergetar. Tak ada awan panas, namun terlihat adanya lontaran batu pijar sejauh 800 meter dari bibir kawah. Batu pijar mengakibatkan terbakarnya alang-alang di seputar kawah.
Letusan susulan juga terjadi pukul 11.11, namun tak diketahui pasti ketinggian abu vulkanik sebab tertutup awan. Dari kawah Tompaluan Gunung Lokon, masih terlihat abu vulkanik pekat keluar.
Letusan tersebut membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Warga bahkan ada yang naik ke pos pemantau untuk menyelamatkan diri dan mencari informasi mngenai aktivitas Gunung Lokon.
"Saya tidak sempat masuk rumah. Baru membuka pintu langsung lari setelah Lokon tiba-tiba kembali meletus," ujar Benny Kaligis, warga Kaskasen I Lingkungan II.
Benny merupakan satu di antara ribuan pengungsi yang berada di zona merah. Ia pulang ke rumah dari tempat pengungsian di SMP Negeri 1 Tomohon untuk mengambil baju. "Saya tidak sempat mengambil baju yang masih bersih," katanya bergegas menumpang angkutan umum untuk menyelamatkan diri.
Djuhdi Johara, petugas pos pemantau Gunung Lokon mengatakan letusan didahului gempa vulkanik. "Sejauh ini belum terlihat awan panas, hanya abu vulkanik dan lontaran batu pijar. Jadi warga harus tetap waspada," tuturnya.
Koordinator posko lapangan tanggap darurat bencana PMI Sulawesi Utara, Irwan Lalegit, mengatakan warga yang diungsikan bermukim di kawasan rawan bencana dua pada radius 3 km dari kawah Tompuluan.
Seorang warga Kinilow, Liza Manoppo, mengatakan ia dan keluarganya akhirnya mengungsi karena keadaan sudah tidak memungkinkan. Gunung Lokon mulai meletus sejak Minggu 12 Juli lalu, dan masih berstatus awan sampai sekarang.
Secara bertahap para pengungsi dipindahkan ke berbagai tempat seperti Balai Pertemuan Kelurahan dan aula gereja. Pemindahan ribuan pengungsi yang tersebar pada lima sekolah itu menggunakan sejumlah kendaraan antara lain bus sekolah dan truk. (war/ton)