Teror Bom Buku
Polisi Pelajari Sidik Jari di Kotak Hitam
Tim Gegana Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) masih menyelidiki isi kotak hitam yang semula diduga bom
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim Gegana Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) masih menyelidiki isi kotak hitam yang semula diduga bom di Lapangan Saparua, Jumat (25/3/2011).
Sejumlah barang tersebut dipajang di atas sebuah meja disamping mobil Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Unit Identifikasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar). Diduga, kotak hitam tersebut sengaja dikirim orang tak bertanggung jawab untuk meneror seseorang atau lembaga.
Kotak hitam berukuran 9 x 13 x 9,5 sentimeter itu berisi 2 lampu TL 18 Watt dan 5 Watt, 3 buah paralon ukuran 4 x 19 cm berdiameter 1 inchi, kepala jam tangan merek bulgary, 3 buah korek gas kecil, batu-batu kecil, dan 1 buah korek gas kecil.
"Ada sidik jari dari barang-barang di dalam kotak hitam itu. Sidik jari itu nanti akan kita pelajari, siapa pemilik sidik jari itu," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Kemasyarakatan (Kasubag Humas) Komisaris Polisi (Kompol) Endang Sri Wahyu Utami di lapangan Sarana Olah Raga Saparua, Jalan Ambon, Bandung, Jumat (25/3).
Sebelumnya, diberitakan, Entis Sutrisna (38), pedagang cendol keliling menemukan kotak hitam yang diduga bom di halaman mesjid sekitar pukul 11.00 WIB beberapa saat sebelum solat Jumat.
Kotak itu tak beralamat pengirim, tapi ditujukan kepada Pimpinan Pusat Persis Profesor Maman Abdurahman MA yang ditulis menggunakan spidol merah.