Kamis, 2 Oktober 2025

Merapi Meletus

Borobudur Dibuka Lagi Besok

Wisata sejarah Candi Borobudur akan kembali dibuka untuk umum.

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Prawira
zoom-inlihat foto Borobudur Dibuka Lagi Besok
TRIBUNNEWS.COM/HASAN SAKRI GHOZALI
Pohon-pohon di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur, bertumbang terkena hempasan pasir dan abu vulkanik Merapi.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Vanroy Pakpahan

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Wisata sejarah Candi Borobudur akan kembali dibuka untuk umum. Namun bagian yang akan mulai dibuka untuk kunjungan wisata masih bagian halaman dan Kamadatu serta selasar candi.

"Mulai besok akan kita buka. Kita akan kasih barikade juga untuk jadi batas-batas yang bisa dikunjungi," kata kepala seksi pelayanan teknis balai konservasi dan peninggalan Borobudur Iskandar M Siregar di candi Borobudur, Magelang, Sabtu (20/11/2010). Bagian Kamadatu yang akan mulai dibuka untuk kunjungan wisata besok juga baru bagian Kamadatu pertama. "Yang kedua belum," tuturnya.

Sebenarnya, kata Iskandar, taman wisata Candi sudah mulai dibuka sejak dua hari lalu. Namun pembukaan belum resmi dipublikasikan ke umum. Borobudur sendiri, menurut Iskandar sudah mulai ditutup untuk kunjungan wisata umum sejak letusan kedua Gunung Merapi, tepatnya sejak 4 November silam. Letusan menyebabkan abu vulkanik dan pasir dari letusan merapi menghujani candi.

Di bagian halaman saja, tebal abu dan debu vulkanik yang menyatu dengan rerumputan mencapai sekitar lima sentimeter. Bagian Arupadatu ditutupi setebal 2,5 cm pasir dan abu vulkanik.

Menurut Iskandar, sejak mulai dibersihkan pada tanggal 11 November oleh para relawan dan balai konservasi dan peninggalan candi secara manual, sudah 75 persen bagian Arupadatu yang berhasil dibersihkan. "Kalau secara keseluruhan candi, baru 7,5 atau 10 persen," ungkap Iskandar.

Dikatakan Iskandar, total sudah 20 meter kubik abu dan pasir vulkanik yang sudah berhasil disingkirkan dari bagian candi dengan cara disapu. "Itu baru Arupadatu dan selasar," imbuhnya. Abu dan pasir itu dimasukkan ke dalam karung-karung pasir untuk nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan.

Ada sekitar 60 orang, mulai dari relawan, arkeolog, fotografer yang membantu pembersihan dan perbaikan bangunan candi. Dana pembersihan dan perbaikan candi berasal dari dana APBD. "Kita juga dapat bantuan alat pompa air, sistem cleaner, genset dan lainnya. Nilainya Rp 100 juta lebih. Itu dari pusat. Dari kita Rp 248 juta untuk tenaga dan alat," jelasnya.

Iskandar menargetkan pembersihan dan perbaikan candi secara menyeluruh akan selesai tiga hingga empat minggu mendatang. Iskandar berharap target itu tak "molor". Pasalnya, jika molor, maka kerugian materil yang diakibatkan dari penutupan candi dari kunjungan wisata akan semakin meningkat.

"Saya nggak tahu kerugian yang sudah ditimbulkan berapa. Tapi setiap harinya ada 2000 sampai 2500 pengunjung yang mendatangi candi," katanya sembari mengungkap harga tiket masuk untuk kunjungan candi perorangnya senilai Rp 20000. "Untuk (wisatawan) asing US 15," imbuhnya. Selain itu, molornya waktu pembersihan dan perbaikan candi, akan membuat 72 stupa dan 1 stupa induk candi semakin terancam bahaya pelapukan yang diakibatkan asam dari material letusan merapi.

"Sifat asamnya 4 sampai 5. Ini bisa merapuhkan batu kalau dalam waktu lama dibiarkan. Rantai saja karatan karena asamnya," tuturnya sembari menujuk rantai pagar masuk disekitar halaman candi.

Untuk mencegah bahaya pelapukan batu, maka Iskandar dan tim telah menutupi bagian teras tiga dan bagian "Kuntobimo" candi dengan plastik. "Kuntobimo itu bagian candi yang orang biasa kalau berkunjung ke sini itu mencoba menyentuh patung budha di dalamnya," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved