Jelajah 3 Masjid Ikonik Jakarta, Salah Satunya Didirikan untuk Kantor Biro Arsitek Belanda
3 Masjid tersebut mencerminkan perjalanan sejarah budaya Islam dari masa ke masa dan tetap relevan menjadi bagian kehidupan masyarakat hingga saat ini
JJ Rizal menyebutkan bahwa gedung ini pernah menjadi kantor pengairan Belanda setelah NV Bouwploeg bangkrut.
"Gedung ini merupakan bangunan kembar dengan Gedung Kunstkring, sebuah galeri seni dan pusat kegiatan seni di Jalan Teuku Umar, Menteng, yang juga dibangun oleh Moojen," sebutnya.
Bangunan ini pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda, serta kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang (1942-1945). Setelah Indonesia merdeka, gedung ini digunakan sebagai kantor Urusan Perumahan, lalu dijadikan Kantor Urusan Agama (1964-1970).
Ketika Ali Sadikin menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia mendorong agar bangunan ini dijadikan masjid melalui Surat Keputusan Nomor SK 5184/1987 tanggal 18 Agustus 1987.
"Tantangan dalam memfungsikan bangunan lama adalah menjaga agar keunikan dan nuansa ikoniknya tetap terjaga, baik sebagai tempat ibadah maupun fungsi lainnya," ujarnya.
Masjid Sunda Kelapa
Masjid ketiga yang dikunjungi adalah Masjid Sunda Kelapa. Masjid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, ini didirikan karena adanya kerinduan umat Islam di Menteng—yang awalnya merupakan kawasan pemukiman Belanda—untuk memiliki tempat beribadah.
Pendirian masjid ini diinisiasi oleh pengusaha bernama Motik dan mendapat dukungan penuh dari Gubernur Ali Sadikin.
Dalam perkembangannya, Masjid Sunda Kelapa menjadi salah satu masjid pertama yang memelopori penggabungan aktivitas ibadah, perekonomian, dan pendidikan.
Konsep ini kemudian diadopsi oleh masjid-masjid lain yang terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan jemaah. Salah satunya adalah dengan mengadakan berbagai acara keagamaan yang dikemas dengan menarik sesuai dengan gaya anak muda saat ini.
Setiap bulan Ramadan, Masjid Sunda Kelapa menyelenggarakan Ramadhan Jazz Festival, sebuah acara tahunan sejak 2011 yang mengemas nilai-nilai keislaman melalui musik jazz yang digemari anak muda Jakarta.
Ahmad Huraera Nurhani, Sekretaris Dewan Masjid Agung Sunda Kelapa, menyatakan bahwa tahun ini kegiatan Ramadan berlangsung dengan sangat meriah.
Sejarawan JJ Rizal menekankan pentingnya peran masjid dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia.
"Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Muslim, tetapi juga memiliki peran penting sebagai pusat kebudayaan, pendidikan, dan simbol perjuangan masyarakat," ungkapnya.
"Selama ini, masjid sebagai pusat berkumpulnya umat Muslim telah menjadi salah satu unsur terpenting dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia."
"Masjid-masjid ini bukan hanya simbol spiritualitas umat Islam, tetapi juga mencerminkan perjalanan panjang sejarah Indonesia, baik dari segi arsitektur, tokoh-tokoh agama, maupun kontribusinya terhadap masyarakat."
"Pada setiap sudut masjid ini, terukir cerita perjuangan, pengabdian, dan keagungan yang patut dilestarikan dari generasi ke generasi," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.