Antara Istigfar dan Taubat
Lain istigfar lain taubat. Apa bedanya? Simak tulisan Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA dalam hikmah Ramadan 1446H/2025M.
Editor:
Anita K Wardhani
Rasulullah menjawab singkat, ”Apakah aku tidak termasuk hamba yang bersyukur”. Dari sini bisa difahami bahwa porsi makna taubat tidak hanya sekedar pembersihan diri dari dosa dan maksiyat tetapi lebih banyak bermakna mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT (taqarrub ilallah).
Dalam perspektif tasawuf, para ulama menempatkan istigfar dan taubat sebagai maqam atau anak tangga pertama dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Maqam-maqam berikutnya seperti sabar, qana’ah, faqir, zuhud, tawakkal, ridha, mahabbah, dan ma’rifah akan
menyusul dengan sendirinya jika maqam taubat sudah dituntaskan.
Dengan kata lain, istigfar dan taubat adalah anak tangga yang harus dilalui seorang hamba.
Siapapun dan apapun kedudukan dan status seseorang, termasuk Rasulullah SAW sendiri senantiasa menjalankan taubat.
Bahkan ’Aisyah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah kurang 100 kali mengucapkan lafaz-
lafaz istigfar. Istigfar dan taubat akan meringankan beban hidup seseorang. Wallahu a’lam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.