Ramadan 2025
Lebih Banyak Diam, Merawat Kemabruran Puasa
iKita bsa bersikap diam dan mengendalikan diri sehingga terbebas dari fitnah dan marabahaya.
Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
TRIBUNNEWS.COM - Ada pepatah kuno mengatakan: diam adalah emas dan bicara adalah perak.
Kita bisa setuju atau tidak dengan pepatah ini tetapi yang pasti kita sendiri seringkali menyesal karena terlalu banyak bicara.
Baca juga: Cara Pertama Merawat Kemabruran Puasa, Meneguhkan Visi Kehidupan
Kita juga sering bersyukur karena bisa bersikap diam dan mengendalikan diri sehingga terbebas dari fitnah dan marabahaya.
Kita juga sering setuju dengan pernyataan, kita lebih gampang disuruh bicara ketimbang disuruh diam. Yang pasti mungkin semuanya kita pernah memilih diam sebagai jawaban yang paling tepat.
Nabi Zakaria juga pernah mengalami hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Surah Maryam.
Ia sangat berhasrat memiliki anak. Ia tak pernah berhenti berdoa meskipun usianya sudah tua dan istrinya juga demikian.
Baca juga: Kunci Puasa Berkualitas hingga Kemabruran Ibadah Terjaga, Menghayati Niat Semata Demi Allah
Sebagai wujud tanda syukur dan sekaligus nazar sekiranya ia berhasil dikaruniai anak maka ia akan berpuasa biara selama tiga hari, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: “Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda".
Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". (Q.S. Maryam/19:10).
Akhirnya doanya dikabulkan dan Nabi Zakaria pun menunaikan nazarnya dengan berpuasa bicara selama hari yang ditentukan.
Diam atau puasa bicara bukan pekerjaan mudah bagi orang normal.

Namun Allah SWT selalu mengingatkan kita agar hati-hati soal bicara, sebagaimana firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”. (QS. Al-Ahzab/33:70).
Dalam hadis Nabi disebutkan: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasulunya maka hendaklah ia mengatakan yang benar atau lebih baik diam”.
Nabi juga mengingatkan kita: “Sesungguhnya dosa yang paling banyak dilakukan oleh anak cucu Adam adalah pada lidahnya”. “Musibah itu terwakili melalui ucapan”. “Sesungguhnya dosa yang paling banyak dilakukan oleh anak cucu Adam adalah pada lidahnya”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.