Kamis, 2 Oktober 2025

Ramadan 2025

Awal Puasa Tahun Ini Akan Ada Perbedaan? Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret 2025, Pemerintah Tanggal 2?

Apakah awal puasa Ramadhan 2025 di Indonesia tahun ini akan alami perbedaan?

|
Tribunnews/Jeprima
AWAL RAMADAN - Ratusan peserta mengikuti pawai obor dalam menyambut bulan suci Ramadhan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (22/2/2025). Masyarakat kini menanti pengumuman pemerintah terkait kapan 1 Ramadan atau awal puasa. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apakah awal puasa 1 Ramadan di Indonesia tahun ini akan alami perbedaan?

Hal ini tentu menjadi pertanyaan kaum muslimin di Indonesia terkait kapan 1 Ramadan atau awal puasa.

Sebagaimana diketahui, penentuan 1 Ramadan ditentukan oleh pemerintah dan sejumlah organisasi Islam.

Pemerintah menetapkannya melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI, sementara organisasi Islam lainnya, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga memiliki metode masing-masing.

Masing-masing pihak menggunakan metode yang berbeda, sehingga tidak menutup kemungkinan awal Ramadan jatuh pada tanggal yang berbeda di antara mereka. 

Pemerintah sendiri baru menggelar dan mengumumkan hasil sidang Isbat puasa 2025 pada Jumat (28/2/2025) malam.

Adapun kriteria yang akan digunakan Kemenag menggunakan kriteria yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni imkanur rukyat. 

Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. 

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menyebut bahwa hilal yang memenuhi kriteria MABIMS tersebut diprediksi hanya akan terlihat di Aceh. 

"Awal Ramadan ini posisi hilal yang memenuhi kriteria itu hanya di wilayah Aceh, di wilayah lain belum memenuhi kriteria," ucap Thomas, dikutip dari YouTube BRIN Indonesia, Selasa (25/2/2025). 

Lebih lanjut, Thomas menjelaskan bahwa pada penentuan awal Ramadhan yang berlangsung pada 28 Februari 2025, tinggi bulan di Aceh yakni 4,5 derajat, sementara elongsinya 6,4 derajat yang artinya memenuhi kriteria. 

"Oleh karenanya di kalender resmi Kemenag, itu tanggal 1-nya ditulis 1 Maret, 1 Ramadhan, tetapi nanti itu akan dibuktikan untuk bahan sidang isbat itu rukyat tanggal 28 Februari 2025, dan rukyat di wilayah lain, walaupun ada yang mengaku melihat hilal itu biasanya akan ditolak karena belum memenuhi kriteria," ungkapnya. 

Sementara menurut analisis BRIN, posisi bulan saat magrib 28 Februari 2025 di Surabaya yakni tinggi toposentrik 3,7 derajat, sementara elongasi geosentrik 5,8 derajat sehingga kurang dari kriteria MABIMS. 

Thomas menyebut bahwa adanya hasil pemantauan hilal yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, maka diprediksi 1 Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025. 

Muhammadiyah: 1 Maret 2025

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Keputusan ini diumumkan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi Muhammadiyah, Rabu (11/2/2025).

"Berdasarkan hasil hisab tersebut, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025," ujar Sayuti.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomis dalam menentukan awal bulan Hijriah. Selain awal Ramadhan, organisasi ini juga menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

"Di seluruh wilayah Indonesia, bulan berada di bawah ufuk, hilal belum wujud, karena itu umur bulan Ramadhan 1446 Hijriah disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari. Karena itu di wilayah Indonesia pada tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025 Masehi," tambahnya.

Kemenag: Ada Indikasi Kuat Hilal Akan Terlihat 

Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag Arsad Hidayat mengatakan bahwa berdasarkan data hisab awal Ramadhan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. 

Selain itu, di hari tersebut diperkirakan ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’. 

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” sebut Arsad di Jakarta, Senin (10/2/2025). 

Data hisab tersebut yang kemudian akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal.

Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. 

Hasil hisab dan rukyat tersebut kemudian akan dibahas pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama.

Sumber: Kontan

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved