Ramadan 2024
Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna
Contoh teks khutbah Jumat dengan tema cara berpuasa Ramadhan yang sempurna, umat Islam dapat meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah puasa.
Mari kita biasakan lisan ini untuk diam seribu bahasa dari segala bentuk ucapan seperti contoh di atas. Kita jadikan lisan ini basah dengan lantunan zikir kepada Allah SWT, membaca Alquran, atau mengucapkan kata-kata yang baik.
Rasullullah SAW bersabda :
إِنَّ الصَّوْمَ أَمَانَةٌ فَلْيَحْفَظْ أَحَدُكُمْ أَمَانَتَهُ
Artinya :“Sesungguhnya puasa ini adalah amanah. Maka jagalah dengan sebaik-baiknya amanah oleh setiap kalian.”
Mujahid berkata, “Ada dua perkara yang merusak (pahala) puasa : menggunjing dan berdusta.”
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Demi Allah! Tidak ada yang lebih berhak untuk dikurung lebih lama di bumi ini selain lisan.”
Wahai kita yang tengah berpuasa,
- Bagaimana mungkin kita layak dikategorikan sebagai orang yang berpuasa sementara lisan kita melaknat orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar dan seronok, berbohong, bergunjing, mencela, dan memaki?
- Bagaimana mungkin kita dianggap berpuasa jika lisan kita menimbulkan fitnah bagi orang lain?
- Bagaimana mungkin kita menganggap diri kita sedang berpuasa, sementara lisan kita lupa akan adanya hari perhitungan?
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ketiga, menjaga telinga. Kita jaga kedua telinga dari mendengarkan suara-suara yang dibenci. Setiap sesuatu yang diharamkan bagi kita untuk mengucapkannya, maka hukumnya juga haram mendengarkannya. Karena itu, Allah SWT menyamakan dosa antara orang yang menggunjing dengan orang yang mendengarkan gunjingan.
Allah SWT berfirman :
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ(42) ۚ
Artinya :“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Ma’idah : 42)
Sebagian orang menjejali telinganya dengan lagu-lagu yang membuat lalai kepada Allah SWT dan kata-kata yang mengandung dosa. Di sisi lain, ia menutupi telinganya dari bacaan-bacaan Alquran yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk didengarkan.
Telinga orang yang tengah berpuasa sudah sepatutnya terjaga untuk mendengarkan yang baik-baik agar membuahkan keimanan, petunjuk, cahaya, dan ketenangan dalam hati. Jangan sampai menjadi telinga yang mendengarkan kebatilan sehingga meninggalkan bekas yang batil pula di dalam hati.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, menahan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa. Kita jaga anggota badan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, seperti tangan dan kaki, dari hal-hal yang tercela.
Begitu pula kita jaga perut dari makanan-makanan yang syubhat apalagi haram. Apa artinya menjaga diri dengan puasa dari hal-hal yang dihalalkan seperti makan dan minum, tapi kita isi setelahnya dengan makan dan minum yang syubhat atau yang haram.
Puasa perut tidak hanya dari makanan dan minuman di siang hari, tapi juga dari makanan dan minuman yang haram, di siang dan malamnya. Bagaimana seseorang digolongkan berpuasa jika saat berbuka, dia isi perutnya dengan makanan yang berasal dari hasil riba, menipu, merampas, atau dari harta anak yatim. Jika makanan didapatkan dengan cara-cara yang haram, maka pikiran menjadi rusak, hati menjadi kasar, dan cahaya kebenaran dalam hati menjadi redup.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kelima, supaya pahala puasa tidak hilang hendaknya kita kondisikan hati kita antara perasaan khauf (takut) dan raja’ (pengharapan). Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui apakah Allah SWT berkenan menerima ibadah puasa kita atau menolaknya. Kita takut puasa termasuk yang ditolak. Tapi di sisi lain, kita harus punya harapan kepada Allah SWT disertai husnudzan (prasangka baik) puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.