Minggu, 5 Oktober 2025

Masjid Ramlie Musofa Kerap Jadi Tempat Mualaf Ucap Syahadat, Ini Kisah Anak Sang Pendiri Peluk Islam

Masjid Ramlie Mustofa disebut banyak orang Taj Mahal-nya Jakarta. Banyak mualaf ucapkan syahadap di sana. Bagaimana kisah anak-anak sang pendiri?

TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana
Sofian Rasidin, anak dari Haji Ramli Rasidin, berkisah tentang perjalanannya memeluk Islam dan bagaimana kekuatan doa itu berperan. 

Suatu hari ia datang dan meminta guru lesnya mengajarkan salat, namun enggan.

Fasilitas Lift dan tempat duduk permanen di area wudhu Masjid Ramlie Musofa yang dinilai sangat ramah jamaah disabilitas dan terinspirasi dari konsep Masjid Nabawi di Madinah
Fasilitas Lift dan tempat duduk permanen di area wudhu Masjid Ramlie Musofa yang dinilai sangat ramah jamaah disabilitas dan terinspirasi dari konsep Masjid Nabawi di Madinah (Rizki Sandi Saputra)

"Dia tau, di salat ada ucapkan kalimat syahadat. Secara gak langsung, saya sudah Muslim. Di sisi lain, dia tau anak almarhum (Haji Ramli) gak ada yang muslim dari lahir. Dia suruh saya tanya almarhum (ayah)," katanya.

Kala itu, Haji Rasidin bertanya kepada Sofian mengenai niatan dirinya ingin belajar salat.

Sofian berujar, ingin meminta hidayah atas kebimbangannya selama ini.

"Kata dia, kalau kamu mau cari hidayah, kamu zikir aja. Lalu saya diajarin. Almarhum ajarin saya, sebelum zikir baca niat. Niat kamu apa? Ingin cari hidayah agar diberi petunjuk. Ya sudah," imbuhnya.

Selama berbulan-bulan lamanya, Sofian mulai terbiasa dengan berzikir dan berdoa.

Sofian Rasidin, anak dari Haji Ramli Rasidin, berkisah tentang perjalanannya memeluk Islam dan bagaimana kekuatan doa itu berperan. (TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana)

Lewat sebuah mimpi, Sofian mengatakan telah mendapatkan jawaban atas kebimbangannya selama ini.

Kala itu, ia mendapat sebuah mimpi sedang menempuh perjalanan dengan ke 4 orang temannya yang memiliki keyakinan berbeda-beda.

Mereka adalah pemeluk Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Namun di tengah perjalanan, mobilnya justru diterjang badai.

Di antara seluruh penumpang mobil, hanya ia yang berhasil menembus badai tersebut.

Sofian pun dituntun sampai ke sebuah tempat yang bercahaya.

"Begitu saya sampai, putih semua. Sinarnya tidak seperti sinar matahari yang silau. Sepanjang mata memandang, putih semua," beber dia.

"Saya tengok sebelah kanan sopirnya enggak ada. Saya tengok belakang, temen saya juga gak ada."

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved