Pengalaman Ridwanudin Bersama Alquran Umur 363 Tahun Miliknya, Pernah Alami Kejadian di Luar Nalar
Oleh karena itu, Ridwan menyebut tak hanya sebuah Alquran saja yang hingga kini masih tersimpan rapih di rumahnya.
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA -- Seorang warga Majalengka, Jawa Barat memiliki Alquran berumur ratusan tahun.
Kitab suci umat Islam yang tersimpan rapi di rumah Ridwanudin (59) tersebut diperkirakan berumur 363 tahun.
Ridwan mengaku memiliki pengalaman yang tak bisa dipikir akal sehat.
Warga Blok Pesantren, Desa Pageraji, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka memiliki sejarah yang tak bisa dipikir akal sehat.
Bagaimana tidak, alquran berusia 363 tahun itu sempat hilang di laut lepas pada saat hendak di bawa ke Madura.
Baca juga: Persediaan Pangan Menjelang Ramadan Dinyatakan Aman
Namun ajaibnya, Alquran tersebut tiba-tiba sudah berada di kediamannya sebelum ia datang.
Hal itu diceritakan Ridwanudin yang juga merupakan keturunan ketujuh dari pembuat Quran tersebut, KH TB Lathifoedin.
"Ini mah katanya dulu ketika pergi ke Madura, perahu yang ditumpangi oleh KH TB Lathifoedin oleng hingga benda-benda yang ada di perahu termasuk Alquran ini yang dibawa, karam terkena ombak. Tapi ternyata Alquran justru sudah berada di rumah,” ujarnya, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Kabupaten Bandung 14 April 2021/2 Ramadan 1442 H Beserta Bacaan Niat Puasa
Oleh karena itu, Ridwan menyebut tak hanya sebuah Alquran saja yang hingga kini masih tersimpan rapih di rumahnya.
Melainkan, barang-barang seperti keris tombak dan lainnya masih terdapat di rumahnya.
"Sebetulnya cukup banyak tidak hanya Alquran yang saat ini dipegangnya, namun juga ada pedang, keris, tombak dan beberapa peralatan semacam alat perang."
"Namun beberapa benda pusaka sebagian hilang, sebagian lagi ada yang meminjam namun tidak kembali. Ada pula yang rusak gagangnya hingga hilang," ucapnya.
Baca juga: Billy Syahputra Kenang Tradisi Olga Syahputra Kumpul Bersama dan Bagi-Bagi THR di Bulan Ramadan
Bahkan, sambung Ridwan, ada sebuah pedang yang memiliki keajaiban ketika dipergunakan pemegangnya.
Konon kakek buyutnya dulu ketika hujan deras disertai angin kencang, kadang menodongkan pedang ke pekarangan dan angin kencang pun reda.
Atau ketika menyeberang sungai di Sungai Cipada saat banjir pedang tersebut dipergunakan dan air sungai bisa diseberangi.