Ramadan 2019
Mutiara Ramadan: Mencegah Kezaliman
Di antara doa yang dipanjatkan orang-orang yang dikasihi Allah adalah memohon agar dijauhkan dari azab neraka.
Berbagai kerusakan atau bencana yang menimpa manusia pada dasarnya akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Kezaliman seseorang dampaknya akan dirasakan orang lain secara keseluruhan.
Alquran mengingatkan, "Waspadalah kamu terhadap bencana yang sama sekali tidak secara khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kamu (orang yang baik pun akan tertimpa). Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS al-Anfal/8: 25).
Karena itu sangat penting untuk saling memberi dorongan dalam berbuat kebajikan dan selalu melakukan upaya preventif untuk menutup sumber kezaliman.
Hati Gelap
Secara intrinsik, sumber kezaliman ada dalam diri manusia yaitu hati yang gelap, sebagaimana makna kata zalim itu sendiri berarti kegelapan.
Hati yang gelap tidak lagi mampu memisahkan antara baik dan buruk atau benar dan salah.
Kegelapan menutup batas-batas kebaikan dan keburukan itu sampai tidak bisa lagi dibedakan dan bercampur.
Selain kegelapan hati, timbulnya tindak kejahatan/kazaliman juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang sakit.
Lingkungan yang sakit adalah lingkungan masyarakat yang cenderung permisif terhadap berbagai penyimpangan sosial.
Etika kolektif dan aturan hukum sebagai sistem kontrol tidak ditegakkan.
Dalam bahasa agama, tidak adanya saling berwasiat dalam kebenaran dan tidak tegaknya prinsip amar makruf nahi munkar.

Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk melawan dan mencegah segala bentuk kezaliman, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Tidak dibenarkan melakukan pembiaran terhadap segala bentuk penyimpangan sosial.
Di sinilah perlunya kontrol sosial agar setiap individu mampu mengendalikan diri dan masyarakat berfungsi sebagai sistem kontrol.
Terkait dengan hal itu, ibadah puasa yang hakikatnya adalah pengendalian diri sangat potensial untuk menangkal dorongan nafsu berbuat dosa atau zalim.