Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2019

Mutiara Ramadan: Puasa Pilar Kemajuan

Puasa tidak dilihat sebagai tujuan, tetapi merupakan manifestasi pengabdian kepada Tuhan, yang mengandung aspek latihan spiritual.

Editor: Dewi Agustina
http://bersamadakwah.net
Ilustrasi Puasa Asyura 

Pertama, kita diajak untuk menghayati kemaha-hadiran Tuhan.

Betapa kita merasakan kedekatan Tuhan sehingga di manapun dan kapanpun berada, kita sanggup menahan diri untuk tidak makan dan minum, semata-mata karena kepasrahan kita kepada-Nya, bukan karena siapapun selain Dia.

Sewaktu berpuasa, kalau saja mau, kita yakin sekali, betapa mudahnya menipu orang lain, namun kita yakin Tuhan tidak mungkin bisa dikelabui.

Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)

Kedua, kesanggupan menunda kenikmatan jasmani yang bersifat sesaat, sesungguhnya kita tengah melakukan investasi kenikmatan yang lebih agung dan sejati pada hari depan.

Dalam bentuknya yang amat sederhana, adalah kenikmatan pada waktu berbuka puasa.

Ketiga, di samping mengajarkan untuk berpandangan hidup ke masa depan (future oriented), puasa juga mengajarkan kepada kita untuk menumbuhkan dan mempertajam kepekaan sosial, yaitu berbagi rasa dan berempati dengan derita orang lain.

Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)

Perintah mengeluarkan zakat fitrah di pengujung bulan Ramadan secara fungsional dan simbolik mencerminkan adanya sasaran sosial yang hendak diraih ibadah puasa, yaitu sebuah komitmen moral dan keprihatinan sosial untuk mempersempit jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, si kuat dan si lemah.

Demikianlah, ketika perilaku ritual keagamaan terjatuh menjadi kegiatan rutin dan menjadikan ibadah sebagai tujuan akhir, pelaksanaan ritual keagamaan menjadi terhenti kepada dirinya, atau agama menjadi paham ritualisme yang tidak lagi mengemban misi profetik (kenabian).

Mewujudkan fungsi profetik agama tidak berarti harus mencampuradukkan ibadah dengan gerakan politik, tetapi yang paling pokok adalah hendaknya praktik keberagamaan seseorang pada akhirnya memberikan arah serta motivasi untuk meningkatkan pengabdian sosial, mengangkat harkat hidup masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved