Ramadan 2019
Hikmah Ramadan: Antara Shalat Dan Pekerjaan
“Peliharalah semua shalatmu, dan peliharalah shalat wustha (Asar). Berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu’.
Editor:
Husein Sanusi
Untuk itu, janganlah kita shalat dengan SISA-SISA: sisa waktu, sisa tenaga, sisa pikiran, dan sisa hati. Jangan sampai saat bekerja mencari nafkah dilakukan dengan sungguh-sungguh, istilah bahasa Jawa “pol-pol-an”, giliran shalat tenaganya sudah lemes, mengantuk, menguap, ditambah lagi tidak dengan khusyu. Itu namanya ibadah menggunakan sisa-sisa tenaga, sisa-sisa pikiran dan sisa-sisa hati.
Jangan sampai terjadi ibadah kita kalah dengan pekerjaan, kalah dengan tontonan, atau kalah dengan hiburan. Sementara Rasulullah SAW malah menjadikan shalat sebagai penghibur: “Shalat dijadikan sebagai penghibur hatiku.” (HR. An-Nasai)
Bagi Rasul dan para sahabat serta orang-orang shaleh dahulu, shalat adalah hiburan. Apakah kita sudah sampai pada level demikian: menjadikan shalat sebagai hiburan? Atau shalat malah menjadi beban?
Jika datang waktu shalat tinggalkanlah pekerjaan, apalagi jika hanya sekedar permainan atau tontonan. “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Qs. Al-Jumuah [62]: 9)
Bahkan, Rasul pernah membangunkan Bilal RA, sang muadzin yang bersuara sangat merdu itu, untuk mengumandangkan adzan Subuh. “Bangunlah wahai Bilal, tentramkanlah hati kami dengan shalat” begitu kata Rasul.
Bagi Rasul dan para sahabat serta orang-orang shaleh zaman dulu, shalat bisa membuat tenteram hati. Apakah level kita sudah sampai demikian? Masih banyak yang shalat, tapi tetap saja gundah gulana. Jika demikian, berarti ada yang keliru dalam shalat kita.
Jelaslah, bahwa bagi Rasul shalat adalah hiburan yang menentramkan. Bukan sekedar rutinitas fardu yang tidak memiliki makna. Rasul senang dengan datangnya waktu shalat dan selalu menantikannya. Sementara kita seringkali menggerutu jika adzan berkumandang sementara sedang asyik-asyiknya bekerja dan bermain.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (Qs. [2]: 45)
“Peliharalah semua shalatmu, dan peliharalah shalat wustha (Asar). Berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu’.” (Qs. [2]: 238) Semoga kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.