Ramadan 2019
Puasa dan Daya Tahan Emosi
Menjadi orang yang tahan terhadap dorongan emosi, membuat kita semakin matang dalam menghadapi situasi buruk.
Puasanya seseorang tanpa pengendalian diri yang baik, puasanya akan sia-sia seperti yang pernah dikatakan Rasulullah saw: "Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi ia tak mendapatkan apapun dari puasanya itu kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR Ahmad)

Banyak kita jumpai pada bulan Ramadan seperti sekarang ini begitu banyak orang yang sedang berpuasa, tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan badan suami-istri, bahkan mereka membaca Alquran dan rajin shalat sunnah.
Tetapi pikirannya, perasaannya, dan mulutnya tetap berburuk sangka, membicarakan aib orang lain (ghibah), menuduh kawannya sendiri tanpa alasan yang benar, berkata kotor, dan lain-lain.
Orang yang Kuat
Puasa sesungguhnya mengajarkan kita untuk menjadi orang kuat.
Menjadi orang yang tahan terhadap dorongan emosi, membuat kita semakin matang dalam menghadapi situasi buruk.
Puasa juga membuat kita mampu untuk tidak mudah mengikuti kehendak nafsu, seperti berhubungan suami isteri di siang hari, atau bahkan mampu menundukkan pandangan syahwat kepada lawan jenis.
Namun saat puasa yang haus dan lapar sering menjadi pemicu emosi sehingga kurang bisa ditahan.
Apalagi saat ada stimulus yang membuat kita tersinggung.
Di sinilah kebesaran jiwa orang berpuasa sedang diuji.
Baca: Ingin Khatam Alquran Hingga Berkali-kali Selama Ramadan? Simak Cara Mudahnya
Nabi menyebut orang kuat bukanlah orang paling hebat dalam pertarungan fisik, tetapi mereka yang mampu mengendalikan emosi saat marah melanda.
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, Rasulullah saw bersabda: "Menurut kalian, siapa yang kalian anggap paling kuat?" para sahabat menjawab, "Orang yang tidak terkalahkan dalam adu gulat."
Beliau bersabda: "Bukan itu, orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah." (HR Abu Daud).
Hadist tersebut jelas memberi pesan untuk menahan dan mengontrol emosi saat marah.
Orang yang kuat adalah orang yang bisa mengalahkan dorongan jiwa kebinatangannya.
