Ramadan 2018
Empat Langkah Menangkal Radikalisme
Setiap keluarga, khususnya ayah dan ibu harus memiliki pemahaman yang sama dalam membina keluarga, yaitu sebagai tempat penempaan diri setiap anggota.
Lalu bagaimana caranya?
Abdullah bin Abbas RA berkata, "Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan jagalah dirimu dari kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah, dan perintahkan keluargamu dengan dzikir, niscaya Allah akan menyelamatkanmu dari neraka."
Perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka memiliki makna luas.
Neraka bisa juga dimaknai sebagai simbol kesengsaraan, kehinaan, dan kehancuran.
Termasuk dalam konteks saat ini agar setiap keluarga memproteksi semua anggota keluarga dari paham dan tindak terorisme yang merusak sendi-sendi peradaban.
Asumsi atau keyakinan peledakan diri untuk mencapai jalan Allah di negeri damai adalah ilusi beragama yang tidak ada referensinya.
Empat Langkah
Oleh karena itu, agar keluarga menjadi tempat bersemainya generasi bermutu dan terhindar dari paham-paham radikalisme yang dapat merusak citra umat beragama, berikut ini beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh keluarga Indonesia.
Pertama, setiap keluarga, khususnya ayah dan ibu (suami-istri) harus memiliki pemahaman yang sama dalam membina keluarga, yaitu sebagai tempat penempaan diri setiap anggota.
Meski keluarga memiliki struktur sosial, harus ditempatkan sebagai media bersama untuk proses 'menjadi.
Artinya, keluarga sebagai tempat penggemblengan mental-spiritual anggota dimana antara satu dengan yang lain bisa saling belajar.
Apabila ada anggota keluarga membawa paham atau aliran yang aneh atau berparadigma radikal dapat diingatkan dan dapat kembali seperti semula.
Kedua, dalam setiap keluarga harus memiliki early warning system (EWS) atau alarm sejak dini terhadap sepak terjang anggota-anggotanya.
Agar EWS ini berfungsi maksimal, keluarga harus membangun komunikasi saling percaya antar anggota-anggotanya.
Ketiga, dalam memilih tempat belajar (pendidikan) agama atau memilih guru agama (ustadz) bagi keluarga yang akan mengajarkan dan menuntun agama harus dipastikan memiliki geneologi (silsilah) keilmuan yang jelas.
Setidaknya empat langkah tersebut dapat menjaga keluarga dari paham-paham ekstrem yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Apalagi tantangan kita saat ini semakin berat seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan bagi siapapun mendapatkan akses secara bebas. Wallahu a'lam.