Senin, 6 Oktober 2025

Al-Quran Bertinta Emas Berusia 250 Tahun Milik Warga Palembang ini Pernah Ditawar Kolektor Malaysia

sampul Al Quran dilapisi lempengan emas yang kadarnya 18 karat. Al Quran milik Ustadz Kms H Andi Syarifuddin S Ag ini sudah berusia 250 tahun lebih.

Editor: Sugiyarto
SRIPOKU.COM/WELLY HADINATA
Ustadz Kms H Andi Syarifuddin S Ag yang menunjukan warisan leluhurnya Al Quran yang bertinta emas dan berusia 250 tahun, Rabu (14/6/2017). Insert: tulisan ayat-ayat Al Quran bertinta emas 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Ayat-ayat suci Al Quran masih terlihat jelas. Bahkan ada sebagian ayat-ayat suci yang ditulis menggunakan tinta emas.

Begitu juga dengan bagian depan dan belakang Al Quran, sampul Al Quran dilapisi lempengan emas yang kadarnya 18 karat. Al Quran milik Ustadz Kms H Andi Syarifuddin S Ag ini sudah berusia 250 tahun lebih.

"Al Quran ini adalah warisan leluhur dan dibuat pada masa Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke 18 sekitar tahun 1.700-an. Saya sendiri adalah generasi ketujuh yang menjaga Al Quran ini," ujar Ustadz Kms H Andi Syarifuddin S Ag, ketika ditemui Sripoku.com di kediamannya Jalan Faqih Jalaludin Lorong Fahrudin Kelurahan 19 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang belakang Masjid Agung Palembang, Rabu (14/6/2017).

Meskipun usia Al Quran sudah 2,5 abad lebih, namun tulisan ayat-ayat suci Al Quran yang ditulis tangan oleh ulama pada masa Kesultanan Palembang Darussalam itu masih jelas untuk dibaca.

Dulunya Kota Palembang dikenal sebagai pusat pengkajian agama untuk kalangan ulama.

"Tulisan tinta emas dan sampul bagian depan dan belakang juga dilapisi emas 18 karat, membuktikan bahwa Palembang dulu memang sejahtera. Palembang Darussalam itu artinya negeri yang aman dan sejahtera," ujarnya.

Sebagai warisan leluhur dan pernah ditampilkan pada pameran di Jakarta dan NTB, Ustadz Andi yang juga sebagai Imam Tetap Masjid Agung Palembang ini mengakui bahwa Al Quran warisan leluhurnya ini pernah ditawar.

"Dulu ada kolektor asal Malaysia yang menawarnya. Tapi saya tolak, karena ini adalah bukti bahwa Kota Palembang itu dulunya sejahtera."

"Memang untuk koleksi milik kesultanan, sudah banyak diambil kolektor negara luar. Tapi Al Quran tinta emas ini adalah Al Quran milik ulama kepenghuluan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam," ujarnya.

Untuk menjaga Al Quran bertinta emas ini agar tetap terjaga secara baik, diakui Ustadz Andi tidak begitu sulit. Cukup menggunakan cengkeh dan kapur barus, agar lembaran tidak dimakan rayap.

"Al Quran ini menunjukan hazanah kita sebagai warga Palembang. Palembang dulunya memiliki ulama yang intelek dalam ilmu keagamaan."

"Meskipun ditawar kolektor Malaysia dengan iming-iming pergi ibadah haji, tapi saya tetap menolak," ujar pria yang juga sebagai Sekretaris Yayasan Masjid Agung Palembang.

Sejak duduk dibangku kuliah pada tahun 1990, Ustadz Km H Syarifuddin S Ag memang menjadi pewaris ke tujuh Al Quran tinta emas dengan sampul berlapis kadar emas 18 karat.

Bukan hanya berlapis emas, tiap-tiap ayat ditulis goresan tangan dan sama sekali tidak menggunakan mesin cetak.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved