Ramadan 2017
Petilasan Sunan Kalijaga di Gua Langsih Menyimpan Dua Alquran Ditulis Tangan
Raden Said dipercaya pernah bertapa di Gua Langsih di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, Gresik, beberapa tahun sebelum dia menjadi wali.
Dengan kedua tangannya, Mun’im memeragakan ketebalan kitab tersebut: kurang lebih sekitar 40 sentimeter.
“Pernah mau dibuatkan museum untuk tempat dua peninggalan itu, tapi belum kesampaian sampai sekarang,” ujar dia.
Saat ditanya siapa penulis dua Alquran itu, sang juru kunci tidak bisa memastikan.
Dari cerita yang ia dapat dari para sesepuhnya, Alquran itu merupakan peninggalan Raden Said alias Sunan Kaligaja.
Namun, ia tak bisa memastikan murid Sunan Bonang itu yang menulis ayat-ayat di Alquran tersebut.
“Ada juga sebuah pusaka yang saat ini sudah hilang,” tambahnya, menjelaskan tentang peninggalan yang lain.
Dikenal sebagai seorang seniman, toh tidak ada peninggalan benda-benda seni, terutama seni musik di petilasan itu.
Mun’im mengatakan, peninggalan Sunan Kalijaga di bidang seni musik tidak tercatat dalam cerita yang disampaikan leluhurnya.
Saat Sunan Kalijaga tinggal di sana, para penduduk sekitar belum mengenal agama Islam.
Mun’im menjelaskan, beberapa di antara mereka bahkan ada yang menyembah pepohonan.
Kebudayaan Jawa yang berkutat dengan benda-benda seperti menyan dan kembang-kembang pun melekat.
Menurut kisah, Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di sana dengan cara yang halus tanpa menghilangkan adat warga sekitar.
Itu sebabnya, di tempat yang dipercaya warga sebagai Makam Sunan Kalijaga - meski sejarah terang mencatat makam Sunan Kalijaga berada Kadilangu, dekat Kota Demak - ada dupa dan kembang yang ditaruh di pintu masuk makam.
“Pengaruh siar dakwah beliau sampai ke semua daerah di Panceng,” kata dia.