Ramadan 2017
Mungkin Tidak Disadari tapi Inilah Ibadah yang Paling Berat Godaannya di Bulan Ramadhan
Secara hukum shalat sudah benar sih, tarawih itu tetap sah bila dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Tidak ada yang melarang hal itu.
Begitu selesai shalat Isya’, langsung dikejar dengan shalat tarawih dengan speed yang lumayan tinggi. Tidak ada yang salah sih sebenarnya, toh hal itu boleh-boleh saja hukumnya.
Hanya saja, mengingat waktu shalat Maghrib sempat terpotong dengan berbuka puasa, bahkan shalat Maghribnya pun sebaiknya dimundurkan, lha kok malah shalat Isya’ dan tarawihnya didesain langsung tancap gas.
Bagi kebanyakan bangsa kita yang makan nasi, rasanya harus ada jeda sedikit sebelum memulai lagi shalat tarawih. Biar nasinya turun dulu, entah turun kemana, mungkin ke jempol kaki.
Mungkin akan lebih bijaksana bila antara Maghrib dan Isya waktunya sedikit agak diperpanjang.
Katakanlah kalau masuk waktu Isya’ jam 19.00, bisa saja agak dimuncurkan shalatnya setengah menjadi jam 19.30.
Biar ada kesempatan untuk istirahat sejenak, bagi mereka yang berbuka puasa untuk bisa ikut tarawih dengan nyaman.
Dan akan lebih bijak lagi, bila speed shalat tarawih itu jangan telalu tinggi. biar bisa khusyu’ mendengarkan alunan ayat Al-Quran dan agar bisa thuma’ninah saat rukuk, i’tidal dan sujud.
Lalu jeda antara dua-dua rakaat itu dibikin sedikit lebih lama. Namanya saja shalat tarawih, artinya adalah shalat yang banyak istirahatnya.
Tidak harus terburu-buru mengejar 20 rakaat dalam 20 menit. Wah, tarawih seperti ini sangat super high speed sekali.
Tapi itulah yang lebih sering dilakukan di masjid-masjid, saking cepatnya, jadi ada godaan untuk tarawih sendiri-sendiri di rumah. Katanya, biar lebih khusyu’. Astaghfirullah, banyak sekali godaan shalat tarawih sesuai sunnah, ya?
Semoga kita bisa tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah shalat tarawih ini. Amiin. Waallahu’alam. []