Minggu, 5 Oktober 2025

Ramadhan 2011

Ini 10 Masjid Tertua di Indonesia

Tempat peribadatan umat Islam, Masjid, diketahui yang tertua dibangun pada tahun 1200-an

Editor: Sonny Budhi Ramdhani
zoom-inlihat foto Ini 10 Masjid Tertua di Indonesia
dahlandahi.blogspot.com
Ilustrasi Masjid

Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.

Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur belanda kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat, dan kajian Islami dilakukan di sini.
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.

Dahulu, selain digunakan sebagai tempang mengumandangkan azan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.

8. Masjid Mantingan (1559)
Masjid Mantingan adalah masjid kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Masjid ini dilaporkan didirikan di Kesultanan Demak pada tahun 1559. Didirikan oleh ubin lantai tinggi ditutup dengan cina buatan sendiri, dan juga kereta api-undakannya. Semua didatangkan dari Makao. Bubungan atap bangunan gaya termasuk china. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam dan pendeta itu dihiasi dengan relief persegi bergambar margasatwa, dan penari penari diukir di batu kuning tua. Pengawasan pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han. Di dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil, yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.

9. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)
Masjid ini dibangun pada tahun 1603 masehi pada masa pemerintahan Taja Gowa-24, Aku Manga'ragi Daeng-Manrabbiakaraeng Lakiung, Sultan Alauddin. Kemudian pada tahun 1605 m, masjid ini benar-benar dirubah untuk diberi nama Masjid Katangka. Masjid berukuran 14,1 x struktur 14,4 meter dan sebuah bangunan tambahan 4,1 x 14,4 meter. Tinggi bangunan 11,9 meter dan 90 meter dinding tebel, bahan baku dari batu bata dengan atap ubin dan lantai porselen. Lokasi di Katangka, Gowa.

10. Masjid Tua Palopo (1604)
Madjid Tua Palopo, didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah Matinroe pada tahun 1604 m, masjid yang memiliki luas 15 m2 ini diberi nama Orang Tua, karena usia yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa bugis dan luwu memiliki dua arti, yaitu: Pertama, penganan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula. Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan. Kedua makna memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo ini. (Tslb/berbagai sumber)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved