Rabu, 1 Oktober 2025

Pilpres 2019

Profil HICON Law & Policy Strategic, Badan Konsultan Hukum yang Dipilih Hadapi Sengketa Hasil Pemilu

Profil HICON Law & Policy Strategic, salah satu badan konsultan hukum yang dipilih untuk menghadapi hasil sengketa hasil Pileg serta Pilpres 2019.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Fathul Amanah
Isntagram @hiconlawpolicystrategies
Direktur HICON Hidzil Alim 

Pada Pemilu tahun 2019 ini, HICON cenderung aktif menyoroti isu-isu politik.

Salah satunya adalah HICON yang memprediksi suara golput akan menguat di Pilpres 2019.

Baca: Menilik Tim Hukum TKN Jokowi-Maruf, BPN Prabowo-Sandi, dan KPU Hadapi Sengketa Pilpres 2019 di MK

HICON Prediksi Suara Golput Menguat di Pilpres 2019


Pemaparan hasil kajian HICON terkait potensi golput di Pilpres 2019, Selasa (18/12/2018)
Pemaparan hasil kajian HICON terkait potensi golput di Pilpres 2019, Selasa (18/12/2018) (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Hal tersebut disampaikan saat jumpa pers HICON di Ling Lung Cafe pada Selasa, 18 Desember 2018.

Kala itu HICON memaparkan hasil kajiannya terkait potensi suara golput di Pilpres 2019.

Seperti yang dilansir oleh Tribun Jogja, Direktur HICON Hifdzil Alim menyatakan, potensi golput diprediksi semakin menguat pada Pilpres mendatang.

Direktur HICON Hifdzil Alim (tengah)
Direktur HICON Hifdzil Alim (tengah) (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

"Kecenderungan ini muncul karena strategi kampanye yang dilakukan oleh kedua pasangan calon (paslon)," kata Hifdzil, Selasa (18/12/2018).

Kepala Departemen Hukum HICON Allan Wardhana menyebut ada dua penyebab utama mengapa potensi golput semakin kuat.

Kedua faktornya adalah praktek politik uang dan penggunaan isu SARA dalam kampanye kedua paslon.

Allan pun menyebut masyarakat jenuh akan upaya tim kampanye keduanya yang saling serang.

"Padahal keduanya memiliki visi-misi yang bagus," jelas Allan.

Selain Hifdzil dan Allan, tampak hadir pula Kepala Departemen Politik HICON Puguh Windrawan.

Puguh memaparkan karakteristik strategi kampanye antara paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Tim kampanye Prabowo-Sandi cenderung menggunakan strategi agresif, sedangkan tim Jokowi-Ma'ruf lebih memilih strategi menunggu," ujar Puguh.

Baca: KPU Tunjuk 5 Badan Konsultan Hukum Hadapi Sengketa Hasil Pilpres dan Pileg 2019 di MK

Pertarungan Jokowi vs Sandiaga Uno

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved