Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Forum Presiden Mahasiswa Desak Polisi Tindak Tegas Provokator di Balik Peristiwa 22 Mei

Forum Presiden Mahasiswa Indonesia (FORMASI) menggelar acara bertajuk Dharma Mahasiswa di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/08/2019) malam.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
Forum Presiden Mahasiswa Indonesia (FORMASI) menggelar acara bertajuk Dharma Mahasiswa di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/08/2019) malam. 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Presiden Mahasiswa Indonesia (FORMASI) menggelar acara bertajuk Dharma Mahasiswa di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kamis (22/8/2019) malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan narasi perjuangan soal keutuhan bangsa serta menjaga semangat reformasi menyusul adanya kerusuhan pada 21-22 Mei 2019.

"Kami khawatir, masyarakat akan melakukan tindakan melanggar konstitusi. Disebabkan oleh informasi yang disebarkan oleh oknum. Terlepas dari semua permasalahanya, keutuhan bangsa harus tetap dijaga," kata Presiden BEM Universitas Trisakti, Dinno, Kamis (23/5/2019).

Baca: Asal Usul Tempat Dimakamkannya Ustaz Arifin Ilham: Di Tanah Ini Nanti Abi Akan Dimakamkan

Hal yang sama diutarakan Presiden BEM Universitas Paramadina, Salman.

Dirinya meminta aparat keamanan menindak tegas provokator di balik kerusuhan yang terjadi.

"Kami meminta aparat keamanan untuk menindak tegas provokator dibalik kerusuhan yang terjadi," ujarnya.

Forum Presiden Mahasiswa Indonesia (FORMASI) menggelar acara bertajuk Dharma Mahasiswa
Forum Presiden Mahasiswa Indonesia (FORMASI) menggelar acara bertajuk Dharma Mahasiswa di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/08/2019) malam.

Sebab seperti diketahui, kerusuhan di depan Bawaslu RI terjadi ketika ada sekumpulan oknum perusuh menunggangi massa demonstran yang menggelar aksi di kawasan Thamrin.

Baca: Peluang Prabowo-Sandi Menang & Kalahkan Jokowi-Maruf di Gugatan Sengketa Pilpres MK Versi Mahfud MD

Kerusuhan ini membuat beberapa fasilitas rusak dan kegiatan disekitarnya terhenti.

Untuk itu, FORMASI berharap masyarakat dan tokoh-tokoh bangsa mampu mengedepankan persatuan dan kesatuan yang dituangkan dalam 5 poin rekomendasi berikut.

Pertama, mengecam kejadian, aksi rusuh serta tindakan represif yang dilakukan oleh aparat keamanan maupun massa aksi.

Kedua, meminta TNI & Polri menjaga ketertiban dan keamanan sesuai hukum yang berlaku dan menghormati Hak Asasi Manusia.

Baca: Kalangan Pendidikan di Australia Khawatir Dengan Kerusuhan Pemilu Indonesia

Ketiga, mendesak pemerintah segera mencabut kebijakan pembatasan akses sosial media, melainkan lebih mengimbau dalam penggunaannya.

Keempat, menolak segala tindakan inkonstitusional yang tidak sesuai dengan Undang-Undang 1945, UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan dan Intervensi terhadap Penyelenggara Pemilu.

Kelima, mengimbau masyarakat dan seluruh elemen lainnya, bisa mengedepankan nilai persaudaraan sesama bangsa Indonesia.

8 orang meninggal dunia

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, delapan korban meninggal dalam ricuh yang mewarnai aksi damai 21-22 Mei 2019 di sekitar gedung Bawaslu RI di Jl MH Thamrin Jakarta, diminasi oleh oleh usia muda.

"Korban yang meninggal jumlahnya yang terbaru adalah delapan orang," ujar Anies Baswedan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019). 

Anies Baswedan menyayangkan, anak-anak muda mudah terprovokasi, sehingga ikut menjadi korban kerusuhan tersebut.

"Jadi, jumlah anak-anak muda cukup banyak di sini," kata Anies Baswedan.

Identitas delapan korban meninggal berdasarkan data yang dimiliki Pemprov DKI adalah: 

1. Farhan Syafero (31), asal Depok, Jawa Barat. Meninggal di RS Budi Kemuliaan, Rabu (22/5/2019).

2. M. Reyhan Fajari (16) asal Jakarta Pusat. Meninggal di RSAL Mintoharjo, Rabu (22/5/2019).

3. Abdul Ajiz (27) asal Pandeglang, Banten. Meninggal di RS Pelni, Rabu (22/5/2019).

4. Bachtiar Alamsyah, asal Tangerang. Meninggal di RS Pelni, Rabu (22/5/2019).

5. Adam Nooryan (19) asal Tambora Jakarta Barat. Meninggal di RSUD Tarakan, Rabu (22/5/2019).

6. Widianto Rizky Ramadan (17) asal Slipi Jakarta Barat. Meninggal di RSUD Tarakan, Rabu (22/5/2019).

Baca: Maruf Amin Mengaku Siap Bertemu Prabowo-Sandi, Tinggal Cari Waktu yang Tepat

7. Tanpa Identitas, Pria. Meninggal di RS Dharmais, Rabu (22/5/2019).

8. Sandro (31) asal Tangerang Selatan. Meninggal di RSUD Tarakan, Kamis (23/5/2019).

Anies Baswedan juga mengungkapkan, sebanyak 730 orang harus mendapatkan penanganan kesehatan di berbagai rumah sakit yang tersebar di Ibu Kota. 

"Jenis diagnosis terbanyak yang non trauma 93 orang, luka berat 79 orang, luka ringan 462 orang, ada yang belum ada keterangan 96 orang," kata Anies.

Bahkan, dari keseluruhan korban, sebanyak 179 korban usianya masih di bawah 19 tahun.

Terkait munculnya ricuh tersebut, Anies mengatakan Pemprov DKI telah melakukan upaya pencegahan sebelum 17 April.

"Jadi identifikasinya bukan menjelang 22 Mei, tapi sudah dilakukan sejak persiapan pelaksanaan pemilu. Jadi misalnya seperti pasar, kami kasih pengamanan ekstra di tempat itu," kata Anies di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Terkait dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat rusuh tersebut, Anies mengatakan, Pemprov DKI masih menghitung total kerugiannya termasuk kerusakan beberapa bangunan dan fasilitas umum akibat peristiwa tersebut.

Anies memastikan Pemprov DKI akan mengganti segala kerusakan aset daerah. "Yang jelas kami akan mengganti aset DKI," ungkap Anies.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved