Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Polda Jawa Timur Amankan 3 Bus Pengangkut Massa Aksi 22 Mei 2019 di Madiun dan Malang

Tiga bus yang mengangkut rombongan yang akan mengikuti aksi 22 Mei 2019 di Jakarta diamankan pihak kepolisian di Wilayah Jawa Timur.

Editor: Adi Suhendi
Surya/Mohammad Romadoni
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, Kamis (10/1/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tiga bus yang mengangkut rombongan yang akan mengikuti aksi 22 Mei 2019 di Jakarta diamankan pihak kepolisian di Wilayah Jawa Timur.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan hingga, Minggu (19/5/2019) sore, pihaknya telah amankan sebuah bus yang hendak berangkat ke Jakarta.

Bus berwarna hitam berisikan 20 orang itu diamankan petugas saat melintas di Jalan Puncak Borobudur, Lowokwaru, Kota Malang.

Kini, bus tersebut telah diamankan di halaman utama Mapolres Malang.

Baca: Soal Aksi 22 Mei 2019, Hendropriyono: Jangan Mau Ditipu Menjadi Korban Elit Tertentu

"Sampai dengan sore hari ini ada satu yang bus yang sudah kami amankan di wilayah Malang," lanjutnya.

Selain di Malang, menurut Luki, pihaknya juga membatalkan keberangkatan di Kabupaten Madiun satu unit bus dan di Kabupaten Tulungangung satu unit bus.

"Dan ada dua bis lagi, dari Madiun dan dari Tulungagung yang membatalkan," ucapnya.

Baca: Seekor Anjing di Thailand Selamatkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibunya, Begini Ceritanya

Luki mengungkapkan, berdasarkan hasil introgasi yang dilakukan personel daerahnya, puluhan massa yang diamankan itu memang benar merupakan massa yang akan menuju ke Jakarta.

"Memang hasil keterangan dari koordinator lapangan mereka memang akan berangkat ke Jakarta," katanya.

Patroli pengamanan dan sweeping massa aksi yang hendak berangkat ke Jakarta, akan terus digencarkan Polda Jatim.

Baca: Bali United vs Bhayangkara FC: Bali United Tertekan Tampil di Depan Publiknya kata Herman Dzumafo

Luki menegaskan, pihaknya juga dibantu oleh TNI, ulama dan tokoh masyarakat dalam menjaga keamanan berbagai wilayah di Jatim.

"Kami disupport oleh TNI, tokoh masyarakat, tokoh agama semuanya telah mendukung kerja kami untuk mengamankan kegiatan ataupun isu yang berkembang berkenaan dengan masalah people power," katanya.

Polda Metro Jaya belum terima surat izin

 Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan hingga kini pihaknya belum menerima surat izin aksi massa menyambut penetapan hasil Pemilu 2019 oleh KPU RI tanggal 22 Mei 2019 mendatang.

Hal itu disampaikannya usai menghadiri perayaan Waisak di Wihara Ekayana Amara, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (19/5/2019).

Baca: Enam Pesan PP Muhammadiyah Terkait Isu Aksi Massa di Hari KPU Umumkan Hasil Pemilu

“Belum, sampai sekarang belum ada surat yang masuk,” ujarnya kepada awak media.

Meski begitu, Gatot menyatakan pihak kepolisian tetap menyiagakan diri di beberapa tempat di Jakarta.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono saat ditemui di kantor KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019).
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono saat ditemui di kantor KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019). (Ria Anatasia/Tribunnews.com)

“Sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, penjagaan ada di KPU RI, Bawaslu, dan daerah lain yang berpotensi mengalami gangguan keamanan,” imbuhnya.

Baca: Jokowi : Yang Namanya Kalah Mesti Tidak Puas

Ia pun menyampaikan kepada masyarakat bahwa pihak kepolisian terus memastikan agar situasi keamanan tetap kondusif pada tanggal 22 hingga 25 Mei 2019.

“Terkait potensi adanya aksi teror, kemarin sudah kita tangkap beberapa orang, tapi kepolisian tetap memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi dan mengantisipasinya,” pungkasnya.

MUI ajak jaga persatuan

Isu gerakan people power bakal mengiringi pengumuman resmi hasil Pemilu (pileg dan pilpres) pada 22 Mei 2019 oleh KPU.

Menanggapi isu tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat agar tak mudah terprovokasi dan senantiasa menjaga persatuan.

Baca: People Power Yang Memaksakan Kehendak, MUI: Haram

Sekjen MUI Anwar Abbas yang dihubungi Tribun, pada Minggu (19/5/2019) mengatakan, persatuan dan kesatuan Indonesia jangan mudah terpecah akibat pesta demokrasi 5 tahunan itu.

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

"Persatuan dan kesatuan bangsa adalah kekayaan kita yang harus kita syukuri dan tidak ternilai harganya. Jangan merusak persatuan dan kesatuan, harus kita hindari," ujar Anwar Abbas.

Seyogyanya menurut Anwar, melalui pemilu yang berasas luber dan jurdil ini, maka dapat lahir pemimpin yang jujur dan adil pula.

"Karena itu kalau ada hal-hal yang mengganggu yang menyangkut masalah penyelenggaraan pemilu, masalah penghitungan suara yang dianggap bermasalah maka KPU hendaknya benar-benar bisa menyelesaikannya dengan baik, agar kedua belah pihak bisa menerima hasil perhitungan tersebut dengan ikhlas dan legowo," jelas dia.

Sebelumnya, organisasi Islam terbesar Muhammadiyah mengimbau agar warganya tak mengikuti aksi massa tersebut.

Baca: Pasca-pengakuan Terduga Teroris yang Akan Lakukan Teror 22 Mei, KPU Diperketat

Muhammadiyah meminta, agar semua pihak baik partai politik, para calon legislatif, dan calon presiden-wakil presiden beserta para pendukungnya, agar dapat berjiwa besar, legawa, arif, dan bijaksana menerima hasil-hasil Pemilu.

Lebih jauh Muhammadiyah berharap, aparatur keamanan tidak bertindak represif dan mengutamakan pendekatan persuasif agar terhindarkan dari bentrokan fisik dan jatuhnya korban jiwa.

Penulis: Luhur Pambudi

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sweeping Aksi People Power ke Jakarta, Total 3 Bus di Jatim Diamankan Polisi, Ada di Madiun & Malang 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved