Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Respons Elite PDIP Soal PAN: Baru Kemarin Mencerca Jokowi, Hari Ini Bicara Gabung Koalisi

Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyikapi isu akan bergabungnya PAN ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) harus menilai sendiri etis atau tidak bila bergabung dengan Koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyikapi isu akan bergabungnya PAN ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Diketahui, dalam Pilpres 2019, PAN berada di koalisi Adil Makmur mendukung Prabowo-Sandiaga.

"PAN sendiri yang perlu mengevaluasi dan mengonsolidasi diri, apakah efektif dan perlu bergabung dalam koalisi," kata Andreas Hugo Pareira kepada Tribunnews.com, Minggu (28/4/2019).

Baca: Marwan Batubara Sebut Orang Dalam di KPU Bisa Merekayasa Data

Menurut dia bila betul PAN bergabung dengan KIK akan menjadi pelajaran buruk bagi demokrasi karena seolah para elite politik “membohongi” rakyat.

"Baru kemarin mencerca capres Jokowi dengan berbagai ungkapan-ungkapan yang sering tidak etis, hari ini sudah bicara bergabung dengan koalisi, hanya karena ingin ikut memperoleh porsi kekuasaan," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai Amanat Nasional (PAN) Yasin Kara mengakui pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo bisa membuka peluang partainya bergabung kembali dengan kubu capres petahana.

"Membuka diri, kita tetap membuka diri. PAN partai paling rasional yang pernah ada. Bisa bergabung (ke Jokowi) bisa tidak," kata Yasin di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).

Baca: Ma’ruf Amin Ucapkan Terima Kasih Kepada PWNU Jatim Telah Menangkan Jokowi

Menurut Yasin, arah koalisi PAN ke depan akan tergantung dengan evaluasi internal pasca pemilu 2019 usai.

Jika dalam evaluasi tersebut PAN dinilai sudah cocok bersama koalisi parpol pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka PAN akan mempertahankan posisinya.

Namun, jika posisi PAN dinilai sudah tidak cocok disana, maka bisa jadi PAN kembali mengalihkan dukungan dan bergabung dengan koalisi Jokowi.

Belum tertarik

Dikutip dari kompas.com, Tim Kampanye Nasional (TKN) hingga saat ini belum membahas peluang bergabungnya partai pendukung Prabowo-Sandiaga ke dalam koalisi Jokowi-Maruf

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arsul Sani menyikapi Partai Amanat Nasional yang membuka peluang mendukung Jokowi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved