Pilpres 2019
13 Hari Jelang Pilpres, Ke Mana Suara ''Swing Voters'' Akan Diberikan? Jokowi atau Prabowo?
Berdasarkan survei Indikator yang diadakan pada Maret 2019, masih ada 16,9 persen responden pemilih yang masih bisa mengubah pilihannya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, menyebutkan, kelompok undecided voters dan swing voters akan terdistribusi relatif merata kepada kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Berdasarkan survei Indikator yang diadakan pada Maret 2019, masih ada 16,9 persen responden pemilih yang masih bisa mengubah pilihannya, dan 7,2 persen belum menentukan pilihan.
Adapun, elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin berdasarkan survei Indikator sebesar 55,4 persen dan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Berapa persentase swing voters dan undecided voter diprediksi akan memilih Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga?
Baca: Basis Partai dan Figur Caleg, NasDem Optimistis Dapat Suara Melebihi Survei
"Secara umum, undecided voters dan swing voters diprediksi terdistribusi relatif merata kepada masing-masing paslon, paslon 02 sedikit lebih besar," ujar Burhanudin di Kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).
Baca: Pengacara Ratna Sarumpaet Tersenyum Ketika Rekaman Video Demo di Polda Metro Jaya Ditayangkan
Survei Indikator menunjukkan, dari 16,9 persen swing voters, sekitar 7,7 persen diprediksi memilih Jokowi-Ma'ruf, dan 9,2 persen diprediksi memilih Prabowo-Sandiaga.
Sementara, untuk undecided voters, diprediksi terbagi merata dengan masing-masing paslon mendapatkan 3,6 persen.
"Total Jokowi-Ma'ruf diprediksi menarik 11,3 persen dari kelompok swing dan undecided voters, sementara Prabowo-Sandiaga sekitar 12,8 persen," kata Burhanuddin.
Dengan demikian, lanjut dia, agregasi total suara kedua paslon diprediksi 57,9 persen untuk Jokowi-Ma'ruf dan 42,1 persen untuk Prabowo-Sandiaga.
"Berdasarkan prediksi, Jokowi-Ma'ruf akan menang. Namun, masih ada waktu sekitar dua minggu menjelang Pilpres 2019. Jika tidak banyak perubahan dibanding kondisi ketika survei dilakukan, maka Jokowi-Ma'ruf berpotensi menang, tapi Prabowo-Sandiaga berpeluang berbalik unggul," ujar Burhanuddin.
Survei ini melibatkan 1.220 responden dengan metode random sampling. Adapun, margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaanya 95 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri.
Suara "Emak-emak"
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga dinilai gagal merebut suara emak-emak.
Hal tersebut terlihat dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 22-29 Maret 2019, untuk kalangan ibu rumah tangga paling banyak memilih pasangan nomor urut 01, Jokowi - Maruf Amin.
Untuk dukungan ibu rumah tangga, Jokowi - Maruf Amin memperoleh suara 55,5 persen dan Prabowo-Sandiaga sebanyak 38,9 persen.
"Tagline emak-emak (Prabowo-Sandiaga) gagal," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate dalam menanggapi hasil survei tersebut di kantor Indikator Politik, Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Baca: Jalin Kerja Sama, KPU dan KPK Satu Suara: Pilih Yang Jujur!
Sekjen Partai NasDem itu pun berharap Prabowo-Sandiaga terus mengkampanyekan emak-emak dalam kontestasi Pilpres 2019.
Ia menilai, kegagalan tersebut karena isu yang dibawanya seperti kebutuhan bahan pokok melambung tinggi, tidak terbukti karena kenyataannya harga tersebut terjangkau bagi masyarakat.
Baca: Hasil Survei Terbaru Indikator Politik Indonesia: Jokowi dan Prabowo Terpaut 18 Persen
"Isu harga sembako mahal itu tidak efektif, karena inflasi kita rendah," ucap Johnny.
Sementara suara Jokowi-Ma'ruf dari kalangan petani, buruh kasar, kerja tidak tetap, pengangguran, sopir, pedagang kaki lima (PKL) mencapai 60,9 persen. Sedangkan, Prabowo-Sandi hanya 31,4 persen.
"Jadi sisi lapangan pekerjaan, daya beli, itu tidak efektif dilakukan oleh 02. Karena (kondisi) nilai tukar, petani membaik," paparnya.
18 Persen
Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei terbarunya, terkait elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga terpaut 18 persen.
"Ada selisih 18 persen antara 01 dan 02, dimana Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen," ujar Direktur Ekselutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di kantornya, Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Sementara responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan, kata Burhanuddin, ditemukan sebanyak 7,2 persen.
Survei ini dilakukan 22-29 Maret 2019, yang melibatkan 1.220 responden melalui wawancara tatap muka dengan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca: Survei Roy Morgan: Jokowi Unggul di Kalangan Pemilih Perempuan, Prabowo Sebaliknya
Menurutnya, perolehan 55,4 persen responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf, terdapat angka swing voter atau besar kemungkinan mengubah pilihan sebesar 8,8 persen.
Baca: Unggul di Survei LSI, Maruf Amin: Akan Terus Digenjot
Sedangkan dari 37,4 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga, terdapat swing voters 8,1 persen. Artinya jika ditotal, junmlah swing voter sebesar 16,9 persen dan undecided voters sebesar 7,2 persen.
Pemilh Islam
Burhanudin Muhtadi, menyatakan, terdapat pergeseran suara pada kalangan umat Islam pada Pilpres 2019 dibandingkan 2014.
Pergeseran tersebut nampak pada hasil survei Indikator per Maret 2019 yang menunjukkan tingkat keterpilihan pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin yaitu 50,9 persen, sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 41,6 persen.
"Ada sedikit perubahan ya. Di exit poll kami di Pilpres 2014, pemilih muslim yang memilih Pak Jokowi itu 48,6 persen dan yang memilih Prabowo 51,4 persen," ujar Burhanudin di kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).
Baca: Survei Terbaru Indikator Politik Indonesia: Suara Emak-emak Lebih Banyak ke Jokowi - Maruf
Jika di Pilpres 2014 Prabowo lebih unggul, lanjutnya, kini di Pilpres 2019 Jokowi yang unggul di kalangan pemilih Islam.
Ia menjelaskan, Jokowi-Ma'ruf unggul besar di umat muslim yang berafiliasi dengan organisasi masyarakat Nadhlatul Ulama (NU) dan ormas lain.
Dalam hasil survei, tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf di kalangan pemilih NU adalah 62,7 persen. Adapun Prabowo-Sandiaga 31,9 persen.
"Untuk ormas lain, Jokowi-Ma'ruf unggul 58,3 persen dan Prabowo-Sandi 35,8 persen," jelas Burhanudin.
(Kompas.com/Tribunnews.com/Seno Tri)