Jumat, 3 Oktober 2025

Survei Litbang Kompas: Jokowi Unggul di Pulau Jawa, Prabowo Mendominasi di Sumatera

Pasangan Jokowi-Amin secara keseluruhan masih unggul di Pulau Jawa, sementara Prabowo-Sandi menang di Pulau Sumatera.

Harian Kompas
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres pada Maret 2019 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei terakhir Litbang Kompas terkait dengan elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden menunjukkan, tren penurunan elektabiltas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan tren kenaikan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil survei juga menunjukkan, di sejumlah wilayah geografis terjadi pergeseran dukungan yang menggambarkan tren elektabilitas kedua pasangan secara keseluruhan.

Pasangan Jokowi-Amin secara keseluruhan masih unggul di Pulau Jawa, sementara Prabowo-Sandi menang di Pulau Sumatera.

Di Pulau Jawa, Jokowi-Amin antara lain unggul di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Timur. Sementara Prabowo-Sandi unggul di Jakarta serta Jawa Barat dan Banten.

Baca: Bagaimana Metodologi Litbang Kompas Lakukan Survei Elektabilitas Capres?

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, elektabilitas Jokowi-Amin sebesar 61,6 persen, sementara Prabowo-Sandi 18,4 persen. Di Jawa Timur, elektabilitas pasangan Jokowi-Amin 57,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 27,8 persen.

Keunggulan Prabowo-Sandi di Pulau Jawa tercatat ada di Jawa Barat dan Banten, yakni 47,7 persen, sementara di wilayah ini pasangan Jokowi-Amin hanya 42,1 persen.

Baca: BPN Sebut Hasil Survei Litbang Kompas Jadi Lampu Kuning untuk Jokowi

Keunggulan Prabowo-Sandi juga terjadi di Jakarta sebesar 47,5 persen dibandingkan dengan Jokowi-Amin yang hanya 36,3 persen di ibu kota negara ini.

Secara keseluruhan di Pulau Jawa, elektabilitas pasangan Jokowi-Amin mencapai 51,3 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 34,0 persen.

Di Pulau Sumatera secara keseluruhan, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi unggul dibandingkan dengan Jokowi-Amin. Elektabilitas Prabowo-Sandi di Pulau Sumatera mencapai 50,5 persen, sedangkan Jokowi-Amin 37,0 persen.

Untuk wilayah lainnya di Indonesia, elektabilitas pasangan Jokowi-Amin masih unggul atas Prabowo-Sandi.

Di Kalimantan, elektabilitas Jokowi-Amin 51,6 persen, sementara Prabowo-Sandi 35,5 persen. Di Sulawesi, elektabilitas Jokowi-Amin 45,0 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 41,4 persen.

Di Bali, NTB, dan NTT, elektabilitas Jokowi-Amin 68,5 persen, Prabowo-Sandi 25,0 persen. Di Maluku dan Papua, elektabilitas pasangan Jokowi-Amin mencapai 59,4 persen, sementara Prabowo-Sandi 31,3 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, menuliskan, militansi yang cukup tinggi pada pendukung Prabowo-Sandi berpengaruh secara geografis pada melebarnya dukungan bagi pasangan itu.

Di Jakarta, semula elektabilitas Prabowo-Sandi hanya unggul 4,2 persen atas Jokowi-Amin, tetapi kini selisih itu melebar menjadi 11,2 persen. Di Sumatera, selisih elektabilitas dua kandidat juga makin lebar, dari 2,4 persen untuk keunggulan Prabowo-Sandi kini menjadi 13,5 persen.

Sebaliknya, di wilayah yang semula didominasi Jokowi-Amin kini selisih keunggulan kian sempit.

Di Jateng dan DIY, selisih elektabilitas yang semula 62,8 persen untuk keunggulan Jokowi-Amin kini menyempit menjadi 43,2 persen. Di Jatim, selisih keunggulan Jokowi-Amin juga turun dari 50,8 persen menjadi 29,3 persen.

Menurut Bambang, pasangan Jokowi-Amin menghadapi persoalan militansi pendukung yang sejauh ini lebih lemah dibandingkan dengan pendukung Prabowo-Sandi.

Misalnya, 40,8 persen pendukung Prabowo-Sandi menyatakan menyebarkan hal-hal positif terkait dengan pasangan calon pilihannya kepada orang lain.

Sementara hanya 35,5 persen pendukung Jokowi-Amin yang melakukan hal serupa. Demikian pula dalam mengikuti kampanye capres-cawapres pilihan, hal ini dilakukan 21,7 persen pendukung Prabowo-Sandi dan 15 persen pendukung Jokowi-Amin.

Jokowi Tergerus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Strategi menyerang yang dilakukan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno, dinilai efektif menggerogoti suara Joko Widodo - KH Maruf Amin di basisnya.

Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan, elektabilitas Jokowi- Maruf Amin menurun di basis suara mereka jika dibandingkan survei Oktober 2018.

Di Jawa Tengah (Jateng)- DI Yogyakarta, elektabilitas Jokowi - Maruf Amin turun 13,8 persen.

Pada survei Kompas bulan Oktober 2018, suara Jokowi -Maruf Amin masih mencapai 75,4 persen dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 12,6 persen.

Namun pada Survei Maret 2019, suara Jokowi - Maruf Amin turun menjadi 61,6 persen dan suara Prabowo Subianto - Sandiaga Uno naik menjadi 18,4 persen. Serta yang belum memutuskan suaranya sebesar 20 persen.

Baca: Hasil Survei Terbaru Litbang Kompas, Penyebab Elektabilitas Jokowi-Amin Turun hingga Respon Sandiaga

Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019 (Harian Kompas)

Di Jawa Timur (Jatim) suara Jokowi - Maruf Amin turun sebesar 12,5 persen.

Pada Survei Oktober 2018, perolehan suara Jokowi - Maruf Amin 69,6 persen dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 18,8 persen.

Namun pada survei Kompas Maret 2019, suara Jokowi-Amin turun menjadi 57,1 persen dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno naik menjadi 27,8 persen.

Di Maluku-Papua penurunan suara Jokowi - Maruf Amin sebesar 10,6 persen.

Pada survei Kompas OKtober 2018, Jokowi-Maruf Amin memperoleh suara sebesar 70,0 persen dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 25,0 persen.

Sedangkan pada survei Kompas pada Maret 2019, suara Jokowi - Maruf Amin turun menjadi 59,4 persen. Suara Prabowo Subianto - Sandiaga Uno naik menjadi 31,3 persen.

Meski tipis, hal serupa juga terjadi pada Prabowo Subianto -Sandiaga Uno.

Baca: Survei Litbang Kompas: Jokowi Unggul di Jawa, Prabowo di Sumatera

Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019 (Harian Kompas)

Elektabilitas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno turun 2,5 persen di Banten-Jawa Barat (Jabar).

Di Jawa Barat -Banten, pada survei Kompas Oktober 2018, suara Prabowo Subianto - Sandiaga Uno 50,2 persen dan Jokowi -Maruf Amin 39,3 persen.

Namun pada survei Maret 2019, suara Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menjadi 47,7 persen dan suara Jokowi - Maruf Amin mencapai 42,1 persen.

Rapat Umum

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai, pada kampanye rapat umum, kedua kubu cenderung akan menerapkan strategi berbeda.

Jokow i- Maruf Amin akan lebih fokus mengamankan basis utama mereka karena ada penurunan cukup besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sementara itu, Prabowo Subianto -Sandiaga Uno  tetap akan bergerak ke basis lawan.

Baca: TKN: Survei Kompas soal Ekstrapolasi Elektabilitas, Jokowi Sudah Melebihi 2014

Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019 (Harian Kompas)

”Penurunan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tidak sebesar penurunan Jokowi-Amin di basisnya sehingga Prabowo Subianto - Sandiaga Uno akan terus berekspansi di luar basis,” kata Arya Fernandes saat dihubungi di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Arya Fernandes melihat strategi yang diterapkan kedua kubu untuk menyerang basis lawan sebenarnya sudah berjalan cukup efektif.

Hanya saja, muncul anomali bahwa basis mereka juga turut digerogoti, terutama bagi kubu Jokowi-Amin.

”Jokowi-Maruf Amin sadar bahwa Jawa Barat -Banten tidak mudah direbut sehingga sumber daya banyak dikerahkan, hal sama dilakukan oleh Prabowo-Sandi di Jateng dan Jatim,” kataArya Fernandes.

Menurut Arya Fernandes, masyarakat yang belum mengekspos pilihan sebesar 13,4 persen bisa dijadikan peluang bagi kedua kubu.

Bisa jadi, mereka adalah kelompok pemilih yang masih menunggu gagasan dan inovasi dari setiap capres dan cawapres.

”Inovasi tersebut yang akan banyak memengaruhi pemilih dari kelompok 13,4 persen tersebut,” kata Arya Fernandes.

Baca: TKN: Survei Kompas soal Ekstrapolasi Elektabilitas, Jokowi Sudah Melebihi 2014

Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019 (Harian Kompas)

Swing voters

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo memandang, strategi saling masuk ke basis masing-masing semakin memperkuat pemilih loyal di kalangan bawah.

Adapun penurunan elektabilitas di basis Jokowi- Maruf Amin terjadi karena faktor swing and undecided voters yang cenderung berpindah ke kubu Prabowo Subianto -Sandiaga Uno.

Mereka lebih banyak terpengaruh oleh narasi-narasi di media sosial.

”Saya tidak melihat strategi itu mampu menggerus pemilih fanatik masing-masing. Sejauh ini sepertinya hanya menyasar swing voters,” ungkapnya.

Ari juga mengaitkan penurunan tersebut dengan tingkat pendidikan masyarakat.

Para swing voters ternyata lebih banyak berasal dari kaum terdidik.

Hal ini terjadi karena mereka lebih sering terpapar informasi dari media sosial.

Baca: Soal Survei Litbang Kompas, TKN Optimis Jokowi - Maruf Amin Akan Menangi Pilpres 2019

Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019
Hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas Capres-Cawapres berdasarkan wilayah pemilih pada Maret 2019 (Harian Kompas)

”Dari petahana selalu memainkan narasi keberhasilan kinerja, sedangkan penantang melakukan negasi. Hal ini ditangkap oleh masyarakat yang kritis,” kata Ari Nurcahyo.

Menjelang kampanye rapat umum, gaya kampanye dari setiap kubu dinilai Ari Nurcahyo cukup menentukan.

Situasi kampanye tersebut akan cukup memanas sehingga pesan-pesan simpatik dari kedua kubu cukup menyedot perhatian masyarakat.

”Seperti debat ketiga, suasananya sejuk dan damai. Gaya simpatik tersebut malah justru bisa menarik perhatian pemilih daripada yang profokatif,” ujar Ari. (Harian Kompas/ Fajar Ramadhan)

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved