Pilpres 2019
Fadli Zon sebut Isu Ekonomi Jadi Faktor Elektabilitas Prabowo-Sandi Meningkat
Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik karena telah menyampaikan program ekonomi yang aktual dan realistis.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN),Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon menyebut isu ekonomi menjadi faktor meningkatkanya elekabilitas pasangan calon 02 itu.
Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik karena telah menyampaikan program ekonomi yang aktual dan realistis.
Hal itu disampaikannya sekaligus menanggapi hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menunjukkan tren peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandiaga.
"Saya kira program ekonomi ya. Dan juga program-program yang langsung aktual di sampaikan lebih realistis," ucap Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Isu-isu ekonomi yang dimaksud Fadli itu meliputi impor pangan, kedaulatan pangan, masalah UMKM hingga tarif listrik.
Masyarakat, kata Fadli menginginkan adanya perubahan secara konkret.
"Penciptaan lapangan kerja kemudian juga upaya-upaya untuk menurunkan tarif listrik ya artinya memberikan kemudahan-kemudahan hidup bagi masyarakat secara konkret gitu. Dari apa yang sekarang dirasakan masyarakat makin susah," jelasnya.
Baca: Sandiaga Janji KTP-el Multifungsi, Mendagri Sebut Tidak Bisa
Fadli pun optimis dalam waktu dekat Prabowo-Sandiaga akan menyusul elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Bahkan, ia mengklaim jika merujuk pada hasil survei internal BPN, elektabilitas Prabowo -Sandiaga sudah melampaui Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Meskipun, kata Fadli selisih angka yang terpaut masih tipis.
"Kalau kami sangat optimis bahwa Prab-Sand sekarang leading dan menurut survei internal kami sudah melampaui petahana sekarang ini," ujar Waketum Gerindra itu.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.