Pilpres 2019
Survei Internal BPN, Peneliti LIPI: Hasil Survei Tidak Tentukan Kemenangan dan Kekalahan Paslon
Indria Samego mengingatkan, hasil survei tidak menjadi penentu kemenangan dan kekalahan dari paslon di Pilpres 17 April mendatang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego mengingatkan masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak berebut kemenangan dari hasil survei ke publik, termasuk survei internal.
Indria Samego mengingatkan, hasil survei tidak menjadi penentu kemenangan dan kekalahan dari paslon di Pilpres 17 April mendatang.
"Hasil survei tidak menentukan kemenangan dan kekalahan paslon," ujar Indria Samego yang juga anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini kepada Tribunnews.com, Rabu (13/3/2019).
Hal ini menanggapi hasil survei internal BPN, yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mencapai 54 persen.
Sementara, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diklaim berada di sekitar angka 40 persen.
Menurut Indria Samego, hasil survei hanya menangkap trend yang bisa dijadikan rujukan buat kerja selanjutnya oleh masing-masing paslon.
"Itu hanya trend yang bisa dijadikan rujukan buat kerja selanjutnya," jelasnya.
Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim, berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mencapai 54 persen.
Sementara, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diklaim berada di sekitar angka 40 persen.
Baca: Pengamat: Penyergapan Terduga Teroris Sibolga dan Lampung Harus Didukung
Hal itu disampaikan saat dimintai tanggapannya terkait hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Hasil survei kami, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persenan sedang Jokowi 40-an," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin (11/3/2019).
Kendati demikian, Dahnil tidak menyebutkan secara spesifik mengenai hasil survei internal tersebut, misalnya mengenai jumlah responden dan kapan survei internal itu dilakukan.
Ia juga tidak menyebut daerah mana saja yang menjadi basis kemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga.
Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah mengatakan, pihaknya yakin pasangan Prabowo-Sandiaga dapat meraih suara di atas 60 persen pada saat pencoblosan.
"Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo-Sandi itu bisa menang di atas angka 60 persen," kata Dahnil.
SMRC melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Peneliti menanyakan, seandainya pemilu dilakukan sekarang, siapa pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih. Hasilnya, 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Sementara, pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen. Kemudian, sebanyak 13,0 persen menyatakan tidak tahu atau merahasiakan pilihannya.
Pengumpulan data dalam survei ini berlangsung pada 24-31 Januari 2019. Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.426 responden. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,65 persen.
Selain SMRC, beberapa lembaga survei lain sudah mengeluarkan hasil penelitiannya terhadap elektabilitas capres-cawapres.
Melansir Kompas.com diberitakan ada tiga lembaga survei yang mengeluarkan gambaran elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
1. Survei LSI Denny JA pada Februari 2019, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 58,7 persen dan Prabowo-Sandi memperoleh 30,9 persen.
2. Survei Cyrus Network pada 18 hingga 23 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 57,5 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 37,2 persen.
3. Survei Populi Center pada 20-27 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen dan Prabowo-Sandi 31 persen.