Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

RBB Serukan Stop Pilih Calon Pemimpin yang Didukung Penyebar Hoaks

Hal itu disampaikan Ketua RBB Idris saat diskusi publik bertema 'Hoax yang Gagal Total Menipu Rakyat' di D'Hotel Guntur, Jakarta

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Kelompok aktivis tergabung dalam Rakyat Bergerak Bersatu (RBB) saat diskusi publik bertema 'Hoax yang Gagal Total Menipu Rakyat' di D'Hotel Guntur, Setia Budi, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok aktivis tergabung dalam Rakyat Bergerak Bersatu (RBB) mendeklarasikan diri menolak memilih calon pemimpin yang didukung para penyebar berita bohong atau hoaks.

Sikap RBB itu diambil lantaran jelang pemilu pada 17 April 2019, berita hoaks yang semakin masif membuat semua kalangan resah dan memprihatinkan.

Baca: Dukung Jokowi-Kiai Maruf Amin, Akhawat Hadana akan Berantas Hoaks dan Fitnah

Hal itu disampaikan Ketua RBB Idris saat diskusi publik bertema 'Hoax yang Gagal Total Menipu Rakyat' di D'Hotel Guntur, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).

"Stop pilih calon pemimpin yang didukung para penyebar hoaks," tegas Idris.

Idris menilai, hoaks yang memiliki muatan politis seperti kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, kasus 7 kontainer surat suara yang tercoblos dan emak-emak di Karawang meyebarkan berita hoaka dan fitnah, dapat memecah belah masyarakat serta mengancam kemajuan berdemokrasi.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa jelang Pemilu 2019.

"Mari sukseskan Pileg dan Pilpres 2019 agar berjalan aman dan damai," kata Idris.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Ulama (Forkum) Gus Sholeh Marzuki mengingatkan kepada para penebar hoax untuk bertaubat.

Sebab, kata Gus Sholeh, karma bakal mengintai para pelaku penebar hoaks.

Ia mencontohkan bagaimana kasus Ratna Sarumpaet dan yang masih hangat adalah Andi Arief yang pernah terseret namanya dalam hoax 7 kontainer surat suara.

"Pak Jokowi ini orang yang ikhlas bekerja untuk perubahan bangsa Indonesia. Allah sayang dengan Indonesia, makanya kalian (para penyebar hoax) sekarang sedang dihukum. Bisa jadi itu karma buat mereka," kata Gus Sholeh.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Silaturahim Keraton Nusantara, Pangeran Kanjeng Norman bersyukur, Wasekjen Demokrat yang namanya pernah ikut terseret hoaks 7 kontainer surat suara itu kini diberitakan tertangkap karena kasus narkoba.

"Iya mungkin ini karma bagi dia," ucap Pangeran Kanjeng Norman.

Norman membeberkan, bagaimana produksi hoaks yang sengaja dibuat untuk mengiring agar Jokowi tidak jadi Presiden kembali.

Pertama, yang produksi hoaks adalah kelompok yang kerap melarikan duit ribuan Triliunan yang disimpan diluar negeri.

Selain itu, kelompok mafia migas, Blok Rokan, Petral sudah 'diberesin' oleg Jokowi.

Ketiga, kelompok koruptor yang sudah ada didalam maupun calon yang masuk koruptor. Keempat, kelompok radikal dan organisasi terlarang, dan terakhir kelompok korban virus hoaks.

"Ayo sama-sama selamatkan Jokowi. Kita bisa melawan kelompok yang sakit hati ini," jelasnya.

Baca: Wakapolri Sebut Fenomena Hoaks Jelang Pemilu Tak Hanya Terjadi di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Jari 98 Ferry Supriyadi mengapresiasi kinerja Kapolri beserta jajarannya yang telah berhasil menangkap dan menahan para pelaku penyebar hoaks.

"Jari 98 terus mendukung Polri dalam lakukan upaya penegakkan hukum. Salut juga buat BIN beserta jajarannya dalam mengelola berbagai informasi dan semua temuan dilapangan. TNI-Polri makin solid," jelas Ferry Supriyadi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved