Eksklusif Tribunnews
Kisah Pri 6 Tahun Lamanya Jadi Buzzer: Dapat Sepeda Motor hingga Kapok Dimarahi Istri
Pri mengaku selama bekerja sebagai buzzer media sosial, dia sempat mendapatkan satu unit motor sebagai bayaran di Pilkada Jakarta 2017.
Namun, dia mengaku sudah memiliki preferensi politiknya sendiri, meski tidak secara frontal ia lontarkan serta merta di media sosial miliknya.
"Sudah selesai lah. Sekarang saya urus keluarga," imbu dia.
Saling Tuding Hoaks
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor Urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menjelaskan, tim media sosial di pihaknya tidak pernah menyebarkan konten hoaks di pertarungan udara.
Produksi konten yang dilakukan tim pemenangan lebih mengarah kepada program kerja dan visi misi dari pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak ada yang hoaks. Produksi konten kami soal program dan apa yang sudah dilakukan Pak Jokowi," jelasnya saat dihubungi.
Kendati demikian, dia mengaku sebagai salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kampanye negatif dengan seluruh syaratnya.
"Ada yang produksi kampanye negatif, tapi semuanya harus dilihat dulu. Narasinya harus diperhatikan juga dan segala macamnya," lanjut dia.
Sebaliknya, Arya menuding banyak dari buzzer kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang memproduksi hoaks.
Beberapa isu dari BPN, sudah dicap hoaks oleh TKN dan dapat dilihat di akun resmi mereka.
"Ya mereka lebih sering. Hoaks-hoaks itu mereka yang lakukan," lanjut dia.
Tudingan tersebut dibantah Panca Cipta Laksana, Tim Komunikator Partai Demokrat yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno.
Menurut Panca, justru tim pemenangan TKN Jokowi-Ma'rut sudah melakukan penyesatan berita berulang kali.
"Kalau kami yang disalahkan, justru terbalik. Mereka itu yang lebih sering. Soal utang negara dan segala macam itu mereka hoaks," kata Panca.
Panca mengatakan, sejauh ini pihaknya memberikan data-data mengenai kritik terhadap pemerintah.
Kritik tersebut disampaikan melalui meme, narasi dan video yang dibuat oleh tim media sosial baik dari partai politik, maupun dari tim pemenangan pasangan calon.
"Kalau kampanye negatif ada juga. Itu kan sah. Yang tidak sah itu mereka yang buat hoaks," ujarnya. (amriyono)