Pilpres 2019
Tingkat Demokrasi Menurun, Kubu Jokowi: Ini Akibat Ulah Fadli Zon dan Kawan-kawan
"Indonesia masih tetap Partly Free bahkan status itu tidak berubah dari 2014, nilai agregatnya pun stabil di angka 65," ujar Ace Hasan Syadzily
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin membantah pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, bahwa indeks demokrasi Indonesia menurun dari 'Free' atau bebas ke 'Partly Free' atau bebas sebagian.
Juru Bicara TKN Jokowi - Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan, menurut data The Freedom House, tidak benar Indonesia statusnya turun dari Free ke Partly Free.
Baca: Fadli Zon: Klaim Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Jokowi Cenderung Membodohi Publik
Menurut Ace Hasan Syadzily, status Indonesia memang tak berubah sejak 2014, yakni Partly Free.
"Indonesia masih tetap Partly Free bahkan status itu tidak berubah dari 2014, nilai agregatnya pun stabil di angka 65," ujar Ace Hasan Syadzily saat dikonfimasi wartawan, Rabu (2/1/2019).
Ace Hasan Syadzily memaparkan pada tahun 2018 angka turun jadi 64.
Oleh Freedom House yang paling disoroti adalah kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Freedom House menilai Ahok dikriminalisasi atas tuduhan penodaan agama. Hingga Ahok di penjara selama dua tahun.
"Ini sebab freedom kita partly free. Dan ini ulah Fadli Zon dan kawan-kawan yang selalu mendorong isu-isu agama untuk kepentingan politik. Jelas saja indeks demokrasi Indonesia turun, kebebasan memeluk agama, peradaban agama lain selain Islam di Indonesia semakin tergerus," ujar Ace Hasan Syadzily.
"Aksi-aksi bela Islam, persekusi non muslim marak terjadi, di mana momentum awalnya ada di Pilkada DKI di mana Timnya Prabowo yang memulai. Justru ini kesalahan Fadli, dan kawan-kawan. Indeks akan makin parah jika orang seperti mereka yang berkuasa," kata Ace Hasan Syadzily.
Sementara itu, Ace Hasan Syadzily memaparkan, menurut The Economist Intellegence Unit, tahun 2017, memang Indeks Demokrasi Indonesia benar turun 20 peringkat dibanding tahun 2016 seperti yg dikatakan Fadli Zon.
"Perlu dicatat itu tahun 2017, bukan 2018 seperti yang dikatakan Fadli," imbuh Ace. Menurut Ace, posisi Indonesia sama dengan Amerika Serkat, yang tidak sepenuhnya demokrasi. "Padahal AS digadang-digadang sebagai rujukan Fadli, Prabowo, dan kawan-kawan negara paling demokratis," kata Ace Hasan Syadzily.
Sementara, ucap Ace Hasan Syadzily, jika merujuk Badan Pusat Statistik (BPS) yang bekerja sama dengan Kemenkopolhukam, Kemendagri, LIPI, dan berbagai akademisi kampus. Indeks Demokrasi Indonesia di 2017 naik dibanding 2016.
Namun, memang indikator kebebasan berpendapat turun. Indeks demokrasi angkanya 72,11 (skala 0-100) pada 2017, meningkat dibanding 2016 yang hanya 70,09. Dengan demikian Indonesia berada di kategori sedang. Aspek kebebasan sipil meningkat 2,3 poin dari 76,45 jadi 78,75. Aspek lembaga demokrasi juga naik 10,44 poin dari 62,05 jadi 72,49.
Baca: Catatan Awal Tahun Fadli Zon: Ancaman Kebebasan Meningkat, Indeks Demokrasi Indonesia Anjlok
Aspek kebebasan berkumpul dan berserikat, menyampaikan pendapat, partisipasi politik menurun. Salah satu faktor utamanya adalah ancaman kekerasan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat.
"Tentu ini ulah kelompok yang berjubah agama yang sweeping dan mulai mengkafir-kafirkan. Merekalah yang membuat kebebasan berpendapat, masyarakat minoritas berkespresi menjadi turun," ucap Ace Hasan Syadzily.