Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Prabowo Subianto: Sebagai Pendekar, Guru Saya Mengajarkan untuk Tidak Pernah Benci atau Dendam

Calon Presiden Prabowo Subianto mengaku tetap santai saat ditanyai tanggapannya terkait berbagai kritik yang ditujukan kepadanya.

Editor: Adi Suhendi
SURYA/BOBBY KOLOWAY
Calon Presiden Prabowo Subianto bersilaturrahmi dengan komunitas warga Tionghoa-Kristen Katolik di Jawa Timur, Sabtu (22/12/2018) di Empire Palace, Surabaya. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Calon Presiden Prabowo Subianto mengaku tetap santai saat ditanyai tanggapannya terkait berbagai kritik yang ditujukan kepadanya.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo Subianto saat bertemu komunitas warga Tionghoa, Kristen, Katolik se-Jawa Timur, di Surabaya, Sabtu (22/12/2018).

Baca: Hilang Seusai Tsunami, Vokalis Grup Band Seventeen: Minta Doanya Agar Istri Saya Cepat Ketemu

"Saya punya sikap seperti anak Jakarta, saya jawab tiga kata, EGP, Emang Gua Pikirin," kata Prabowo Subianto.

Ia yang sejak kecil dididik untuk bersikap dewasa, merasa tak perlu meladeni setiap fitnah yang tertuju kepadanya.

Baca: BPCB Jawa Timur Lakukan Ekskavasi Terhadap Situs Purbakala yang Ditemukan Mojokerto

"Sebagai pendekar, guru saya mengajarkan untuk tidak pernah benci, atau dendam," kata Prabowo.

Di dunia politik, tebaran fitnah yang ditujukan kepadanya dinilai sebagai hal lumrah.

"Saya seperti itu. Saya mengerti hidup, penuh persaingan. Termasuk politik. Sebab politik memang terkait persaingan kekuasaan," katanya.

Menurutnya, tanpa ia harus susah payah memberikan jawaban, setiap fitnah yang ditujukan kepada dirinya akan terbantahkan.

Baca: Ketika Prabowo Cerita dan Menari Gatotkaca Saat Bertemu Warga Kristen-Tionghoa di Surabaya

"Pepatah jawa mengatakan bahwa sing becik ketitik, sing ala ketara. Saya lebih baik nerima," katanya.

Menurutnya, dibanding menanggapi kritik, ia lebih baik fokus untuk menebarkan kebaikan.

"Mari kita wujudkan dengan tindakan, bukan sekadar ucapan," lanjutnya,

Hal ini, ia katakan menanggapi tudingan sejumlah orang yang menyebut dirinya anti-kristen hingga anti-tiongoa.

Menurutnya, hal itu tidak benar.

Ia lantas bercerita kala masih aktif di militer dahulu ia pernah memimpin ribuan pasukan yang berasal dari lintas suku, agama, maupun ras.

Baca: Sejumlah Hotel dan Kendaraan Rusak Akibat Gelombang Tinggi yang Menerjang Anyer

"Saya memimpin kelompok terkecil, hingga yang jumlahnya ribuan. Saya pernah memimpin prajurit semua agama. Semua etnis atau ras," kata Prabowo.

"Saya juga pernah dipimpin oleh orang Kristen, orang Islam, atau agama lain. Apakah saya tidak hormat dengan atasan saya? Saya hormat dan patuh," tegasnya.

Ia juga bercerita pernah memiliki seorang dokter pribadi non muslim.

"Saya pernah mempercayakan nyawa saya dipegang oleh dokter se-orang Kristen. Sehingga, tidak benar saya dibilang anti-Kristen atau anti Tionghoa," lanjutnya kembali.

Sebagai calon pemimpin bangsa, ia berkomitmen untuk menggandeng seluruh lapisan masyarakat, tanpa mempertimbangkan agamanya.

"Saya ambil kesimpulan, bahwa kita punya hak yang sama untuk membangun dan melindungi bangsa ini," kata Ketua Dewan Pembina Gerindra ini.

Ia menegaskan sudah selaiknya pemerintah memberikan perlindungan terbaik kepada rakyat.

"Kita tidak boleh membohongi masyarakat. Semua kelompok agama, etnis dan ras, memiliki hak yang sama," pungkasnya.

Prabowo hadir tidak sendiri di acara ini. Ia didampingi oleh sang adik, Hashim Djohadikusumo, yang juga Ketua Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira).

Ada pula Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar.

Sementara dari Badan Pemenangan Provinsi (BPP), hadir Ketua BPP Jatim, Soepriyatno. Soepri juga merupakan Ketua DPD Gerindra Jatim.

Penulis: Surya/Bobby Koloway

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul: Temui Warga Tionghoa di Surabaya, Prabowo Subianto Mengaku Santai Saat Dikritik Pedas

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved