Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pesan Fahri Hamzah: Menyerang Pribadi Prabowo Soal Keluarga, Keislaman dan Masa Lalunya Akan Gagal

Fahri Hamzah menuliskan pesan kepada kedua kubu dengan inisial, J-M bagi kubu Joko Widodo-Maruf Amin dan P-S bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandi

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA
Fahri Hamzah 

Laporan Reporter Warta Kota, Dwi Rizki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai kontroversi hingga kabar perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau pada Sabtu (15/12/2008) lalu, ditanggapi dingin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah memberikan saran kepada kubu petahana Presiden Joko Widodo maupun kubu penantang, yakni Prabowo Subianto lewat akun twitter @Fahrihamzah, Senin (17/12/2018).

Dalam statusnya, Fahri Hamzah menuliskan pesan kepada kedua kubu dengan inisial, yakni J-M bagi kubu Joko Widodo-Maruf Amin dan P-S bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Fahri Hamzah mengingatkan kepada Jokowi agar menjaga iklim demokrasi tetap kondusif. Salah satu caranya adalah memenuhi janji dan terus bekerja di pengujung masa kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019.

Bukan sebaliknya, kubu Jokowi justru menyerang pribadi sosok calon presiden (capres) Prabowo Subianto lewat keluarga, keislaman, gaya bicara, hingga masa lalu Prabowo Subianto yang diketahui merupakan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ketika itu, Prabowo Subianto dituding sebagai dalang penculikan sejumlah mahasiswa saat Tragedi 1998.

Baca: ASITA Protes Rencana Pemprov NTT Naikkan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo

Namun, berbanding terbalik dengan kubu Jokowi-Maruf Amin, saran sederhana hanya diberikan Fahri Hamzah kepada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Fahri Hamzah hanya menyebutkan agar kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjaga secara baik Tempat Pemungutan Suara dalam Pemiihan Presiden (Pilpres) maupu Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

"Saran kepada Tim J-M: Kalau mau menang tunjukin aja bawa kalian memang memenuhi janji dan terus bekerja, jangan belok dari itu. Menyerang pribadi PS: soal keluarga, keislaman, gaya bicara, masa lalu, dll akan gagal. Saran Kepada Tim P-S: Jaga TPS...," jelas Fahri Hamzah Hamzah.

Baca: Harga Minyak Jatuh Ke Titik Rendah, Harga Jual BBM Pertamina Kok Belum Juga Turun?

Bukan hanya itu, Fahri Hamzah pun mengingatkan kepada kubu Jokowi agar memperhatikan salah satu partai pendukungnya yang baru. Partai yang disebutnya sebagai partai fanatik Jokowi itu dinilainya justru menggerus elektabilitas Jokowi lewat sejumlah kontroversi.

"Partai baru yg mengasosiasikan diri sebagai pendukung fanatik @jokowi lalu membuat kontroversi kiri kanan itu, jangankan lolos pemilu malah menjadi sebab rusaknya basis pemilih tradisional partai2 pendukung pemerintah dan juga @jokowi sebagai petahana," tulis Fahri Hamzah Hamzah.

Meski Fahri Hamzah tidak menyebutkan partai yang dimaksud secara jelas, berdasarkan daftar sembilan partai pendukung Jokowi-Maruf Amin dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai termuda dibandingkan lainnya.

Sedangkan partai pendukung lainnya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya (Golkar), Nasional Demokrat (NasDem), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

PSI diketahui merupakan partai yang baru pasca-dibentuk pasca Pemilu tahun 2014 dan mendapat legitimasi dari Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 7 Oktober 2016. Partai yang diketuai oleh mantan presenter televisi swasta Grace Natalie itu perdana mengikuti pemilu serentak tahun 2019 dengan nomor urut 11.

Dalam beberapa pekan terakhir, pernyataan sejumlah politikus PSI menuai kontroversi. Kontroversi tersebut antara lain penolakan PSI terhadap Perda syariah maupun Perda Injil, serta melarang Poligami.

Dikutip dari Tribunnews.com, alasan PSI melarang ketentuan berpoligami diungkapkan politikus PSI Dara A K Nasution dalam diskusi bertajuk 'Perempuan dan Politik: Bisakah Poligami di Indonesia Dilarang?', di Gado-Gado Boplo Satrio, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Sabtu (15/12/2018). Alasannya, karena sejak berdiri, PSI merupakan partai perempuan.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved