Pilpres 2019
Ma'ruf Amin Perkenalkan 4 Konsep Arus Baru Ekonomi Indonesia
Ma'ruf menjelaskan, arus baru ekonomi juga harus mengedepankan ekonomi keumatan atau kerakyatan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengaku memiliki 4 konsep mengenai arus baru ekonomi Indonesia.
Konsep arus baru ekonomi itu dituangkannya lantaran saat ini kondisi ekonomi saat ini mengalami pembaruan arus.
Pertama, Ma'ruf menilai, arus baru ekonomi harus mengamalkan sila ke-5 Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan konsep ini, Ma'ruf yakin berbagai kesenjangan atau disparitas ekonomi rakyat dapat teratasi.
Hal itu disampaikan Ma'ruf saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku 'Arus Baru Ekonomi Indonesia' di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018) malam.
"Ini merupakan ekonomi yang berkeadilan, ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan untuk menghilangkan berbagai kesenjangan disparitas baik antara kaya-miskin, antara pusat-daerah, antara satu daerah dengan daerah lain. Juga untuk menghilangkan disparitas antara produk-produk nasional dengan produk luar," kata Ma'ruf.
Kedua, Ma'ruf menjelaskan, arus baru ekonomi juga harus mengedepankan ekonomi keumatan atau kerakyatan.
Sebab, kata Ma'ruf, kekuatan utama dari ekonomi Indonesia berada di tangan rakyat.
Oleh karena itu, ia mendorong adanya redistribusi bahan dan sumber daya kepada rakyat.
"Kita harus membangun ekonomi dari bawah. Ekonomi keumatan, ekonomi kerakyatan karena bagian terbesar bangsa ini adalah umat kalau umatnya kuat (ekonomi) bisa kuat. Makanya dibutuhkan redistribusi aset supaya masyarakat memperoleh akses bahan yang selama ini hanya dikuasai segelintir elite," ungkap Ma'ruf.
Baca: Kubu Jokowi Sayangkan Politisasi Terhadap Kaum Difabel
Ketiga, arus baru ekonomi harus memuat konsep kemitraan antar sesama pengusaha.
Tujuan dari konsep ini, kata Ma'ruf, untuk menguatkan kekuatan ekonomi pengusaha yang memiliki sumber ekonomi yang rendah.
"Kemitraan ini dengan mengkolaborasi antara pengusaha, antara pengusaha yang lemah dengan yang kuat. Bukan harus melemahkan yang kuat tetapi menguatkan yang lemah, sehingga terjadi penguatan-penguatan, baik yang kuat juga yang lemah sama-sama kuat," papar Ma'ruf.
Keempat, Ma'ruf mengatakan, arus baru ekonomi harus memiliki semangat juang yang tinggi.
Ia menilai, bangsa Indonesia sejatinya memiliki semangat juang yang tinggi yaitu optimisme, bukan pesimisme.