Pilpres 2019
Kubu Jokowi Sindir Kubu Prabowo Tidak Perlu Bermanja-manja dan Baper
"Sebagai purnawirawan Kopassus, saya kira tidak patut beliau bermanja-manja, baper seperti itu, apalagi sering beliau katakan, kita ksatria dan bertar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menanggapi peryataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani soal Pilpres 2019 merupakan pertarungan terberat Capres Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai, peryataan Ahmad Muzani ada suatu upaya membuat terkesan mereka dizalimi.
Baca: Buntet Pesantren Sambut Baik Program Keluarga Berencana
Padahal, kata Karding, pernyataan tersebut dilontarkan untuk menutupi lemahnya tim kampanye Prabowo-Sandiaga.
"Ya saya kira, yang disampaikan oleh Gerindra adalah satu upaya framing bahwa mereka lagi dizalimi, mereka dilemahkan secara, seakan-akan, secara struktur dan masif yang sesungguhnya, dan terjadi bagian dari menutupi keburukan dari tim kampanye mereka yang selama ini, yang secara faktual ditemukan membangun narasi kebohongan-kebohongan terus menerus. Sehingga kebohongan ini ternyata memicu turunnya elektabilitas dari Pak Prabowo," kata Abdul Kadir Karding, Kamis (11/10/2018).
Baca: Suka Makan Bakso Sejak 7 Tahun Lalu, Risa Saraswati: Saya Cerai Hidup Sama Bakso
Karding juga menilai, tak pantas jika Gerindra ataupun Prabowo merasa sensitif atau baper.
Terlebih peryataan Ahmad Muzani, menyindir kalau ada mobilisasi kepala daerah dan lembaga survei yang tak berimbang.
"Sebagai purnawirawan Kopassus, saya kira tidak patut beliau bermanja-manja, baper seperti itu, apalagi sering beliau katakan, kita ksatria dan bertarung secara fair," jelas Karding.
Karding juga berkaca dari Pilpres 2014, dimana pihaknya terus dihujani isu-isu yang menyudutkan.
Namun, Jokowi tak sekalipun mengeluh.
Baca: Daftar Unggulan Denmark Open 2018, Marcus/Kevin di Urutan Pertama untuk Sektor Ganda Putra
"Kami dalam dua kali Pilpres Pak Jokowi ini, walaupun tidak mengeluh, kami anggap biasa dalam pertarungan. Tentu mesti kita dorong ada perbaikan saja. Bahwa sejak awal kami dihadapi isu-isu yang dibangun atas dasar data yang lemah atau hoaks. Yang kedua isu-isu yang dibangun bernuansa sangat pribadi dan SARA. Misalnya isu soal PKI, soal agama, dan lain sebagainya. Itu berat, tetapi kami tidak mengeluh," papar Karding.
Ia juga menilai, dukungan sejumlah pihal termasuk kepala daerah merupakan bukti Jokowu bekerja dan dipercaya masyarakat.
"Kami menyampaikan dan menjawabnya dengan data, dan Alhamdulillah, publik, masyarakat, dengan akal sehat, dengan adat ketimuran, bertahap tapi pasti memberi dukungan kepada Pak Jokowi," katanya.
Sebelumnya, Muzani, menyampaikan Pilpres 2019 ini berat bagi Prabowo.
Alasannya, karena banyak kepala daerah yang mendeklarasikan diri mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Muzani mengatakan, pada Pilpres 2009 belum ada pengerahan kepala daerah mendukung salah satu pasangan capres-cawapres.