Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Gerindra Diuntungkan Jika Prabowo-Sandi Dapat Nomor Urut 2 di Pilpres, Mengapa?

Menurut Andre, nomor urut juga sangat 2 diharapkan oleh sebagian besar politisi partai Gerindra.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Bakal calon presiden dan wakil presiden Pilpres 2019 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) menyapa wartawan usai pemeriksaan awal tes kesehatan di RSPAD, Jakarta, Senin (13/8/2018). KPU menyelenggarakan tes kesehatan bagi para kandidat capres dan cawapres Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Menurut Lodewijk, jika paslon Jokowi-Ma'ruf memperoleh nomor urut dua, maka Partai Golkar tidak akan mendapatkan efek dari nomor urut pada pilpres mendatang.

Apabila pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat nomor urut satu pun, yang mendapat efek elektoral adalah PKB.

"Ya enggak kebagian efeknya. Ya umpamanya katakan Pak Jokowi nomor satu, PKB yang mendapatkan nomor efek itu. Bayangkan kalau nomor dua, efeknya bagaimana? Tidak terjadi efek begitu ya," katanya.

Menurut Lodewijk, Gerindra akan diuntungkan bila pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut dua.

Karena, selain mengkampanyekan pasangan capres-cawapres, nomor tersebut juga sekaligus dapat mengkampanyekan Partai Gerindra.

"Gerinda sama lah kalau dia sekali kampanye, sekaligus pasangan calon, sekaligus untuk partai. Golkar kita tetap nomor empat," pungkasnya.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menjelaskan sebaiknya nomor urut presiden dan wakil presiden dimulai dari angka 47.

Alasannya, nomor urut caleg DPD terbesar berada di Banten hingga nomor 46.

"Harusnya di angka 47 dan 48. Di Banten itu kan sampai 46 nomornya," ujarnya.

Penjelasannya, nomor urut Caleg DPD dimulai dari angka 21, mengingat nomor urut partai politik hingga 20. Artinya, pasangan capres dan cawapres dapat diberikan nomor urut 47 dan 48.

Dia menilai hal ini diperlukan agar tidak ada caleg atau partai politik yang diuntungkan atau dapat terafiliasi dari nomor urut pasangan capres dan cawapres.

"Toh, tidak akan masalah juga kan? Kertasnya juga nanti akan beda. Satu ditulis 47, satu lagi 48," lanjutnya.

Pengalaman dari Pemilu 2009 dan 2014, nomor urut partai politik memiliki keuntungan tersendiri bagi caleg.

Mereka yang bernomor urut sama dengan partai politik, memiliki tingkat keterpilihan yang lebih tinggi.

Bukan hanya itu, nomor urut pasangan capres dan cawapres dimulai dari angka tinggi, juga merupakan sebuah bentuk pembelajaran bagi masyarakat untuk tidak mengambil 'jalan pintas'.

"Ini juga pendidikan politik bagi masyarakat. Mereka tahunya kan nomor satu saja atau nomor dua saja. Jadi, nanti milihnya ya cuma itu-itu saja," imbuhnya. (tribun network/ryo/coz)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved