
"Tapi di sana terlalu ramai. Saya jadi tidak bebas diving. Saya lebih suka Raja Ampat," tuturnya.
Pembicaraan kami kemudian berlanjut soal Piala Dunia 2018.
Dia bercerita, Piala Dunia 2018 memberikan pengaruh yang signifikan untuk Moskow dan Rusia.
Satu dari sekian pengaruhnya adalah ekonomi.
"Tadi kamu beli air di kedai itu 150 ruble, kan? Kalau di toko swalayan biasa harganya hanya 30 ruble untuk merek yang sama. Sekarang semua orang memanfaatkan Piala Dunia untuk mendapatkan uang," kata Yaroslav.
Dia kemudian bercerita, di Fan Shop Piala Dunia 2018 harga replika seragam tim nasional dipatok 5.000 ruble (setara Rp 1,2 juta).
Menurut Yaroslav, di area pinggiran kota ada yang menjual barang yang hampir sama seharga 500 ruble.
"Di produknya tertulis keterangan produk resmi," katanya.
Baca: David, Pendukung Senegal, Dapat Hadiah Ulang Tahun dari Sadio Mane dan Kawan-kawan
Saya kemudian bercerita, sebelum berangkat ke Rusia banyak membaca soal dinginnya orang Moskow.
Mereka cenderung bersikap tidak ramah kepada orang lain.
Saya bilang kepada Yaroslav, dia berbeda dari stereotipe orang Moskow karena bersikap ramah meminta izin dan melemparkan senyum kepada saya.
"Tidak semua orang Moskow seperti itu. Banyak orang Moskow yang ramah. Media yang membikin stereotipe itu. Tidak benar," ujar Yaroslav.
Menurut Yaroslav, Piala Dunia 2018 termasuk momen untuk mematahkan stereotipe itu.
Begitu banyak warga negara asing yang datang ke Rusia.
Mereka akan mengalami sendiri keramahan orang Moskow.