Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban PAI Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Halaman 164: Pengalaman Mendirikan Sholat Tahajud
Simak berikut kunci jawaban buku PAI kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka bab 2 halaman 164: Pengalaman mendirikan Sholat Tahajud
TRIBUNNEWS.COM – Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka bab 2 halaman 164 mempelajari tentang Tahajud.
Salah satu materi yang dibahas pada buku pelajaran buku pelajaran PAI Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 164, karangan Faozan Ahmad, dkk. terbitan Kemdikbud Ristek tahun 2021 yakni pengalaman mendirikan sholat Tahajud.
Tahajud adalah salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) dalam Islam.
Shalat ini dikerjakan pada malam hari setelah tidur, biasanya di sepertiga malam terakhir hingga menjelang subuh.
Waktu yang dimaksud yakni sepertiga malam terakhir sekitar pukul 02.00 – 04.00 dini hari.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra ayat 79, Allah menjanjikan kedudukan terpuji bagi mereka yang istiqomah melaksanakan tahajud.
Menunjukkan bahwa tahajud bukan sekadar ibadah, melainkan jalan menuju kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Pada latihan soal kali ini, siswa diminta menjawab pertanyaan terkait aktivitas yang ada dalam halaman tersebut.
Sebagai catatan, sebelum melihat kunci buku pelajaran Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 164 siswa diminta untuk terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.
Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Kunci Jawaban Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Halaman 164: Pengalaman mendirikan Sholat Tahajud.
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Halaman 73: Persiapan dan Perubahan Masa Puber
Kunci Jawaban PAI Kelas 4 SD/MI Kurikulum Merdeka Hal 164
Aktivitas Kelompok
Ceritakan pengalaman kalian mendirikan shalat Tahajud!
Jawaban :
Pengalaman Mendirikan Shalat Tahajud
Saya masih ingat jelas pertama kali mencoba mendirikan shalat Tahajud.
Malam itu sekitar pukul 3 dini hari, suasana rumah sangat sunyi. Semua orang sudah tertidur lelap, hanya terdengar suara detik jam dan sesekali angin berhembus pelan di luar jendela.
Dengan rasa kantuk yang masih berat, saya berusaha bangun, mengambil air wudhu dengan air yang terasa dingin menusuk kulit.
Awalnya saya sempat ragu, apakah mampu khusyuk atau justru terkantuk-kantuk.
Namun ketika saya berdiri menghadap kiblat, perasaan itu perlahan hilang.
Saya memulai shalat Tahajud dengan hati yang penuh harap, membaca surah-surah dengan lirih, seakan sedang berdialog langsung dengan Allah di tengah keheningan malam.
Ada rasa damai yang sulit saya ungkapkan dengan kata-kata.
Saya berdoa lebih lama dari biasanya, memohon ampun atas kesalahan, meminta kekuatan untuk menghadapi masalah hidup, dan menitipkan doa bagi keluarga.
Air mata saya sempat menetes tanpa sadar, karena terasa begitu dekat dengan Allah pada saat itu.
Setelah selesai, saya duduk sejenak untuk berzikir dan melanjutkan dengan doa. Hati saya terasa sangat ringan, tenang, dan penuh syukur.
Malam itu benar-benar menjadi pengalaman spiritual yang membuat saya semakin yakin bahwa Tahajud adalah ibadah yang luar biasa istimewa.
Sejak saat itu, walau tidak selalu rutin, saya berusaha bangun di malam hari untuk melaksanakan Tahajud.
Rasanya setiap kali melakukannya, hati saya selalu dipenuhi dengan ketenangan, bahkan masalah-masalah yang terasa berat di siang hari menjadi lebih ringan ketika saya memohon pertolongan Allah di sepertiga malam terakhir.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.