Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban PAI Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 46: Kisah Pengemis Yahudi yang Buta
Simak berikut merupakan kunci jawaban buku PAI kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka bab 2 halaman 46, Aktivitas 2.3 : Kisah Pengemis Yahudi yang Buta
TRIBUNNEWS.COM – Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka bab 2 halaman 46 mempelajari tentang wawasan keislaman.
Salah satu materi yang dibahas pada buku pelajaran buku pelajaran PAI kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 46, karangan Rohmat Chozin Untoro, dkk. terbitan Kemdikbud Ristek tahun 2022 mencakup Aktivitas 2.3: Kisah Pengemis Yahudi yang Buta.
Dari kisah kebaikan nabi Muhammad saw terhadap pengemis Yahudi buta, setidaknya ada dua pelajaran yang dapat diteladani.
Yaitu, pertama, berbuat baik tanpa pandang bulu, baik kepada sesama muslim, sesama manusia, maupun sesama makhluk Allah swt.
Kedua, selalu berbuat baik kapan dan di mana saja kita berada.
Pada latihan soal kali ini, siswa diminta menjawab pertanyaan terkait aktivitas yang ada dalam halaman tersebut.
Sebagai catatan, sebelum melihat kunci buku pelajaran PAI Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 46 siswa diminta untuk terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.
Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Kunci Jawaban PAI Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 46: Peradaban Islam di Dunia.
Kunci Jawaban PAI Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Hal 46
Aktivitas 2.3
Pengemis Yahudi yang Buta
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah ada seorang pengemis Yahudi yang buta apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya. Setiap pagi Rasulullah Saw. mendatanginya dengan membawakan makanan kepada pengemis itu dan tidak pernah berkata sepatah pun. Rasulullah menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu. Pada saat menyuapinya, si pengemis Yahudi itu tetap berpesan agar tidak dekat-dekat dengan orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah Saw. setiap hari selalu menyuapi pengemis Yahudi itu hingga menjelang beliau wafat. Setelah Rasulullah Saw. wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar r.a. berkunjung ke rumah putrinya Aisyah r.a. yang juga istri Rasulullah. Beliau bertanya kepada putrinya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku (Nabi Muhammad) yang belum aku kerjakan?” Aisyah menjawab, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar. “Setiap pagi Rasulullah Saw. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” kata Aisyah.
Keesokan harinya, Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar menjawab, “Aku orang yang biasa”. “Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku, tangan ini tidak susah memegang dan mulut ini tidak susah untuk mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihalalkannya makanan itu dengan mulutnya. Setelah itu ia berikan padaku,” kata pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia yang setiap hari menyuapimu itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Saw.
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, ia pun menangis sedih dan kemudian berkata: Benarkah demikian? “Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar.
Demikian kisah teladan Rasulullah dengan pengemis Yahudi buta yang begitu harusnya. Sebagai pelajaran kepada kita dalam berdakwah, walaupun dihina tetapi dengan kelembutan hati dan akhlak, dakwah harus tetap dikerjakan dengan baik sehingga dapat mendatangkan kebaikan kepada orang lain.
Aktivitas 2.5
1. Buatlah kelompok belajar terdiri dari 9 peserta didik, kemudian masing-masing kelompok mempelajari wawasan keislaman, dibagi menurut tema!
2. Antar kelompok saling mengunjungi kelompok lain bertukar pengalaman dalam memahami materi wawasan keislaman !
3. Jelaskan nilai nilai luhur dari kepribadian yang dapat dipetik
4. Berbagilah dengan teman yang lain untuk melengkapi nilai nilai kepribadian dan berikan tanggapan.
JAWABAN:
Nilai-Nilai Luhur yang Dapat Dipetik:
- Kelembutan dalam Berdakwah
Dari kisah ini, kita belajar bahwa berdakwah harus dilakukan dengan kelembutan hati dan kesabaran, meskipun mendapatkan penghinaan atau penolakan.
Rasulullah Saw. tidak pernah membalas perlakuan buruk pengemis Yahudi tersebut, bahkan tetap berbuat baik kepadanya.
- Keteguhan dalam Kebaikan
Rasulullah Saw. memberikan contoh bahwa kebaikan harus dilakukan secara konsisten, meskipun tidak langsung mendapat pengakuan atau penghargaan.
Akhirnya, kebaikan tersebut melunakkan hati pengemis Yahudi dan membuatnya menerima Islam.
- Toleransi dan Kasih Sayang
Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya menunjukkan toleransi dan kasih sayang kepada semua orang, tanpa memandang perbedaan agama atau latar belakang
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.