Minggu, 5 Oktober 2025

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban PAI Kelas 8 SMP Halaman 155 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 6

Inilah kunci jawaban mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 8 halaman 155 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 6.

Canva Tribunnews
GRAFIS MAPEL PAI - Grafis Mapel PAI dibuat menggunakan Canva Premium pada Kamis (19/6/2025). Simak kunci jawaban mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 8 halaman 155 Kurikulum Merdeka. 

TRIBUNNEWS.COM – Simak kunci jawaban pada buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 8 Kurikulum Merdeka halaman 155 karangan Tatik Pudjiani dkk. terbitan Kemdikbudristek tahun 2021.

Para siswa diminta untuk mengerjakan soal pada Aktivitas 6.

Pada Aktivitas 2 akan membahas tentang catatan sejarah.

Kunci jawaban ini hanya digunakan sebagai referensi untuk belajar siswa di rumah.

Berikut Tribunnews merangkum kunci jawaban pada soal Aktivitas 6.

Baca juga: Kunci Jawaban Modul 3.3 Strategi Belajar Membaca di Kelas Awal - Pemahaman, PINTAR Kemenag

Kunci jawaban PAI Kelas 8 Halaman 155 Kurikulum Merdeka

Aktivitas 6

Perhatikan catatan sejarah berikut. Diskusikan secara kelompok.
Simpulan apa yang bisa kalian rumuskan? 

Kisah Rasulullah Mencoret Tujuh Kata dalam Perjanjian Hudaibiyah

Pada tahun 628 M, sekitar tahun 1400 pengikut Raslullah Saw. dari Madinah pergi ke Makah untuk melaksanakan Umroh. Namun kaum Quraisy tidak rela hal itu terjadi. Mereka menyiagakan pasukan yang cukup besar untuk menghadang rombongan Rasulullah di pintu masuk kota Makah. Rasulullah Saw yang tidak menginginkan terjadinya peperangan pun mengambil jalan perundingan. Akhirnya disepakatilah sebuah perundingan yang kemudian dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Perundingan itu berjalan alot. Banyak klausul yang merugikan kaum muslimin. Meskipun demikian Rasulullah Saw tetap memimpin perundingan dengan tenang. Beberapa usulan yang ditolak oleh perwakilan Quraisy di antaranya adalah tulisan bismillaahirrahmaanirrahiim diganti dengan bismika Allaahumma. Perwakilan Quraisy juga menolak kalimat Muhammad Rasūlullah dan diganti dengan Muhammad bin Abdullah.

Kalau dihitung ada tujuh kata yang dihapus dalam peristiwa tersebut, yakni lima kata dalam kalimat bismillaahirrahmaanirrahiim (bi, ism, allaah, ar-rahmaan, ar-rahiim dan kalimat rasuulullah (rasuul dan Allaah). Rata-rata
sahabat nabi merasa keberatan dan memprotes penghapusan itu. Tapi Nabi Muhammad Saw menerimanya. Bagi Rasulullah Saw tercapainya kesepakatan untuk menghindari peperangan adalah tujuan utama meskipun isi kesapakatan “mengurangi” kebesaran nama agama pada tataran simbolis.

Bukankah kisah ini hampir sama dengan kisah penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta? Wallahu a’laam

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 10 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 216: Latihan Aktivitas 8.3

Jawaban

Berdasarkan catatan sejarah tentang Perjanjian Hudaibiyah, kelompok diskusi dapat mencapai beberapa simpulan:

1. Ketegasan Rasulullah dalam Mencapai Damai: Kisah Perjanjian Hudaibiyah menunjukkan ketegasan Rasulullah dalam mencapai damai. Meskipun ditolak beberapa usulan yang merugikan, Rasulullah tetap memimpin perundingan dengan kepala dingin untuk menghindari konflik bersenjata.

2. Pengorbanan Simbolis untuk Kedamaian: Penghapusan tujuh kata. terutama dari kalimat-kalimat penting dalam bismillahirrahmanirrahim dan kalimat Rasûlullah, menunjukkan pengorbanan simbolis demi mencapai kesepakatan damai. Ini menunjukkan prioritas Rasulullah terhadap kedamaian daripada mempertahankan kata-kata secara harfiah.

3. Reaksi Sahabat Nabi dan Penerimaan Keputusan: Meskipun ada protes dari sebagian sahabat Nabi terkait penghapusan tujuh kata, mereka akhirnya menerima keputusan Rasulullah. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan ketaatan sahabat terhadap kepemimpinan Rasulullah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved