Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban PAI Kelas 8 SMP/Mts Kurikulum Merdeka Hal 178: Keteladanan Pada Diri Nabi dan Rasul
Berikut merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka hal 178: Keteladanan Pada Diri Nabi dan Rasul
TRIBUNNEWS.COM – Simak, berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka halaman 178, karangan Tatik Pudjiani, dkk. terbitan Kemdikbudristek tahun 2021.
Pada buku pelajaran buku pelajaran PAI kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka halaman 178 terdapat latihan soal bab 7.
Dalam soal tersebut siswa diminta menjawab pertanyaan yang telah terlampir.
Sebagai catatan, sebelum melihat kunci buku pelajaran PAI Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka halaman 178 siswa diminta untuk terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.
Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Kunci Jawaban PAI Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Halaman 178: Keteladanan Pada Diri Nabi dan Rasul.
Kunci Jawaban PAI Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Hal 178
Aktivitas 4
Pilihlah satu sifat atau keteladanan pada diri nabi dan rasul yang ada dalam diri kalian. Ceritakan pengalaman kalian dalam mengamalkan sifat atau keteladanan itu. Ceritakan secara bergantian dalam satu kelompok! Pilihlah satu cerita yang paling inspiratif untuk dipresentasikan!
Jawaban :
Sifat Teladan: Jujur (As-Siddiq) – Meneladani Nabi Muhammad SAW
Pengalaman Pribadi:
Saya memilih sifat jujur karena saya sangat terinspirasi oleh keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai “Al-Amin” (yang terpercaya).
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Halaman 169, Bab 7: Aktivitas 2
Suatu hari, saya pernah mengalami situasi sulit saat ulangan matematika di kelas. Teman di samping saya berbisik menanyakan jawaban. Saya tahu jawabannya, tetapi saya merasa itu bukan hal yang benar untuk dilakukan.
Awalnya saya ragu, tetapi saya teringat kisah Rasulullah yang selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan, bahkan saat beliau bisa saja memilih jalan yang lebih mudah. Maka saya memilih untuk tidak memberi jawaban dan berkata pelan, "Maaf, kita harus jujur ya."
Setelah itu, guru memuji integritas saya, dan teman saya pun akhirnya sadar bahwa kejujuran lebih penting dari nilai yang tinggi tapi curang. Sejak itu, saya lebih percaya diri untuk bersikap jujur dalam berbagai hal, walau kadang sulit.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.