Sabtu, 4 Oktober 2025

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka Bab 8: Pengayaan

Berikut ini kunci jawaban Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka Bab 8: Pengayaan.

Buku Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka
Berikut ini kunci jawaban Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka Bab 8: Pengayaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak kunci jawaban Fisika kelas 12 halaman 173 Kurikulum Merdeka dalam artikel berikut ini.

Mata pelajaran Fisika kali ini membahas Bab 8: Gejala Kuantum. 

Kunci jawaban Fisika Kelas 12 Kurikulum Merdeka dalam artikel ini bisa menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar. 

Kunci jawaban Fisika Kelas 12 Halaman 173

Buku Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka
Buku Fisika Kelas 12 Halaman 173 Kurikulum Merdeka

Bab 8 Gejala Kuantum: Pengayaan

Sel surya merupakan piranti semikonduktor yang menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga surya disebut-sebut sebagai energi terbarukan masa depan yang mampu menggantikan pembangkit listrik bertenaga batu bara.

Indonesia yang selalu mendapatkan cahaya Matahari sepanjang tahun memiliki peluang besar untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik.

Sebagai piranti semikonduktor, coba kalian analisis dari berbagai sumber dan diskusikan apakah prinsip kerja sel surya merupakan aplikasi dari efek fotolistrik yang sesuai dengan penjelasan Einsten pada Subbab B.

Kemudian analisis juga bagaimana tantangan dan hambatan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.

Baca juga: Kunci Jawaban Fisika Kelas 12 Halaman 14 Kurikulum Merdeka Bab 1: Ayo Berlatih

Kunci Jawaban

Ya, panel surya beroperasi berdasarkan efek fotolistrik.

Sel fotovoltaik di dalam panel surya mengubah sinar matahari menjadi listrik dengan memanfaatkan efek fotolistrik, di mana foton (partikel cahaya) merangsang elektron dalam bahan semikonduktor, sehingga menghasilkan arus listrik.

Sementara terkait tantangan dan hambatan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia, kita harus menyadari bahwa proyek pembangkit listrik tenaga surya juga memiliki risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan.

POTENSI MASA DEPAN ENERGI SURYA DI INDONESIA

Energi surya memiliki potensi yang sangat besar baik saat ini maupun di masa depan di Indonesia, sebuah negara yang diberkati dengan sinar matahari yang melimpah dan kebutuhan akan sumber energi bersih dan berkelanjutan yang terus meningkat. Berikut ini adalah penjabaran tentang potensi energi surya saat ini dan masa depan di Indonesia:

Potensi Saat Ini:

Sumber Daya Matahari yang Melimpah

Terletak dekat dengan garis khatulistiwa, Indonesia menerima sinar matahari sepanjang tahun. Keadaan geografis negara ini sangat cocok untuk produksi energi surya, dengan tingkat radiasi matahari yang tinggi di banyak daerah.

Permintaan Energi dan Elektrifikasi

Permintaan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan industrialisasi. Energi surya dapat berkontribusi dalam memenuhi permintaan ini, terutama di daerah terpencil yang memiliki akses jaringan listrik terbatas atau tidak ekonomis.

Penurunan Biaya Tenaga Surya

Biaya teknologi fotovoltaik surya (PV) telah mengalami penurunan secara global, membuatnya semakin kompetitif dengan sumber energi konvensional. Trend penurunan biaya ini membuat energi surya semakin menarik di Indonesia, dan meningkatkan kelayakannya secara ekonomi.

Dukungan dan Kebijakan Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah mengakui potensi energi surya dan mengambil inisiatif untuk mendukung pengembangannya. Program-program seperti program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dan peraturan yang mendorong penggunaan energi terbarukan telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proyek-proyek tenaga surya.

Aplikasi Off-grid dan Microgrid

Energi surya sangat cocok untuk aplikasi off-grid dan microgrid, yang dapat menyediakan listrik di pulau-pulau terpencil, masyarakat pedesaan, dan daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama. Microgrid bertenaga surya dapat meningkatkan akses terhadap energi dan berkontribusi pada pembangunan pedesaan.

Potensi Masa Depan:

Iklim Investasi yang Menguntungkan

Indonesia secara aktif menarik investasi domestik maupun asing di sektor energi terbarukan. Pemerintah telah menerapkan berbagai insentif untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam proyek-proyek tenaga surya, seperti keringanan pajak, feed-in tariff, dan proses perizinan yang disederhanakan.

Peningkatan Skala Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Utilitas

Indonesia memiliki target energi terbarukan yang ambisius, dengan tujuan mencapai pangsa energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025. Pembangkit listrik tenaga surya skala utilitas akan memainkan peran penting dalam mencapai target ini, karena instalasi yang lebih besar dapat memanfaatkan skala ekonomi dan memberikan kontribusi signifikan pada bauran energi negara.

Pembangkitan Terdistribusi dan Tenaga Surya Atap

Dengan banyaknya atap yang tersedia di bangunan perumahan, komersial, dan industri, Indonesia memiliki potensi besar untuk instalasi tenaga surya atap. Pembangkitan terdistribusi melalui tenaga surya atap dapat berkontribusi pada swasembada energi, mengurangi kerugian transmisi, dan mendukung stabilitas jaringan secara keseluruhan.

Akses dan Elektrifikasi Pedesaan

Indonesia memiliki banyak daerah terpencil yang membutuhkan akses listrik yang handal. Energi surya dapat menjadi game-changer bagi daerah-daerah ini dengan menyediakan listrik bersih dan terjangkau untuk sekolah, fasilitas kesehatan, dan rumah tangga, yang pada gilirannya meningkatkan standar hidup dan menciptakan peluang ekonomi.

Kemajuan Teknologi dan Inovasi

Teknologi energi surya terus berkembang dengan meningkatnya efisiensi, opsi penyimpanan energi, dan integrasi jaringan cerdas. Seiring dengan kemajuan teknologi, efektivitas biaya dan kehandalan sistem tenaga surya di Indonesia akan terus meningkat, membuka potensi lebih lanjut bagi sektor ini.

Dengan potensi yang melimpah dan berbagai langkah yang diambil oleh pemerintah dan pihak swasta, energi surya di Indonesia memiliki masa depan yang cerah dan akan memainkan peran penting dalam mencapai keberlanjutan energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

RISIKO FINANSIAL DAN FISIK ENERGI TENAGA SURYA

Para pemangku kepentingan dalam proyek tenaga surya perlu menilai, mengurangi, dan mengelola risiko keuangan dan fisik ini melalui penilaian risiko yang kuat, perencanaan proyek yang efektif, cakupan asuransi, perlindungan kontrak, protokol pemeliharaan yang tepat, dan rencana kontinjensi.

Risiko Keuangan:

Performa dan Keandalan Teknologi

Proyek tenaga surya bergantung pada kinerja dan keandalan modul fotovoltaik (PV), inverter, dan komponen lainnya. Risiko kinerja yang buruk atau kegagalan peralatan prematur dapat menyebabkan berkurangnya pembangkitan energi dan pengembalian investasi yang lebih rendah. Memastikan kualitas peralatan dan memilih pemasok terkemuka menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko ini.

Ketidakpastian Peraturan dan Kebijakan

Perubahan dalam peraturan, kebijakan, dan insentif pemerintah dapat menimbulkan ketidakpastian dan berdampak pada kelayakan finansial proyek tenaga surya. Modifikasi mendadak dalam tarif feed-in, aturan koneksi jaringan, atau skema subsidi dapat mengganggu ekonomi proyek dan menyebabkan kerugian finansial yang tidak terduga.

Risiko Pembiayaan dan Investasi

Proyek tenaga surya membutuhkan investasi awal yang substansial. Pembiayaan yang terjangkau dan akses ke modal merupakan faktor penting dalam pengembangan proyek. Risiko seperti fluktuasi suku bunga, perubahan sentimen investor, atau kesulitan mendapatkan pembiayaan proyek dapat berdampak pada kelayakan finansial proyek surya.

Volatilitas Harga Pasar

Pendapatan yang dihasilkan oleh proyek tenaga surya sering tergantung pada penjualan listrik, yang bergantung pada volatilitas harga pasar. Fluktuasi harga listrik dapat mempengaruhi profitabilitas dan stabilitas pendapatan proyek tenaga surya, terutama jika tidak terdapat perjanjian pembelian listrik jangka panjang (PPA) atau mekanisme lindung nilai.

Risiko Bisnis dan Operasional

Proyek tenaga surya tunduk pada risiko bisnis dan operasional yang khas, seperti penundaan proyek, pembengkakan biaya, masalah konstruksi, perselisihan perburuhan, dan gangguan rantai pasokan. Jika tidak dikelola secara efektif, risiko ini dapat menyebabkan inefisiensi proyek, peningkatan biaya, dan potensi kerugian pendapatan.

Risiko Fisik:

Risiko Terkait Cuaca

Proyek tenaga surya rentan terhadap kondisi cuaca, termasuk peristiwa cuaca ekstrem seperti badai, angin topan, dan badai es. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan pada modul PV, struktur pendukung, dan sistem kelistrikan, yang mengakibatkan gangguan dalam pembangkitan energi, peningkatan biaya perawatan, dan potensi klaim asuransi.

Bencana Alam dan Perubahan Iklim

Risiko terkait perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu, dan perubahan pola curah hujan, dapat mempengaruhi instalasi tenaga surya. Banjir, kebakaran hutan, atau panas ekstrem dapat merusak peralatan, memengaruhi kinerja sistem, dan mengganggu produksi energi, yang berpotensi menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Keamanan dan Pencurian

Instalasi tenaga surya rentan terhadap pencurian dan vandalisme, terutama di daerah terpencil atau tidak terpantau. Modul PV yang dicuri, kabel tembaga, atau komponen berharga lainnya dapat mengakibatkan kerugian finansial langsung dan waktu henti yang harus diperbaiki, yang berdampak pada profitabilitas proyek.

Tantangan Integrasi Jaringan Listrik

Mengintegrasikan tenaga surya ke dalam infrastruktur jaringan listrik yang ada dapat menghadirkan tantangan dan risiko teknis. Masalah seperti ketidakstabilan jaringan, fluktuasi tegangan, atau kapasitas jaringan yang tidak memadai dapat mempengaruhi operasi proyek tenaga surya yang efisien dan memengaruhi keandalan pasokan energi.

Risiko Tanah dan Lingkungan

Pengembangan proyek tenaga surya seringkali membutuhkan lahan yang cukup luas. Risiko yang terkait dengan pembebasan lahan, konflik penggunaan lahan, penilaian lingkungan, dan penundaan perizinan dapat menimbulkan tantangan dan berpotensi menghambat kemajuan proyek, yang berdampak pada implikasi keuangan dan jadwal.

Para pemangku kepentingan dalam proyek tenaga surya harus menilai, mengurangi, dan mengelola risiko keuangan dan fisik ini melalui penilaian risiko yang kuat, perencanaan proyek yang efektif, cakupan asuransi, perlindungan kontrak, protokol pemeliharaan yang tepat, dan rencana kontinjensi.

Disclaimer:

- Kunci jawaban Fisika di atas hanya digunakan oleh orang tua atau wali untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, pastikan anak mengerjakan sendiri terlebih dahulu.

(Tribunnews.com/Rinanda) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved