Selasa, 7 Oktober 2025

Materi Sekolah

Ciri Umum Puisi Rakyat: Pantun, Syair, dan Gurindam

Berikut materi sekolah terkait ciri-ciri umum Puisi Rakyat yang merupakan warisan bangsa berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
Freepik
ilustrasi Belajar dari Rumah - Berikut materi sekolah terkait ciri-ciri umum Puisi Rakyat berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah penjelasan materi tentang ciri-ciri umum Puisi Rakyat (Pantun, Syair, dan Gurindam).

Puisi rakyat merupakan warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.

Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya.

Dikarenakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi rakyat biasanya disampaikan dari mulut-kemulut.

Puisi rakyat/puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.

Pantun

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Hal 171 Semester 2: Membandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam

Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs pada Halaman 177: Menyimpulkan Isi Syair Perahu
Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs pada Halaman 177: Menyimpulkan Isi Syair Perahu (Buku Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs)

Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan.

Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia.

Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat.

Ini bukan berarti orang kita tidak tegas jika hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu.

Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya.

Ciri-ciri ini tidak boleh diubah.

Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

Ciri-ciri Pantun:

1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).

2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.

3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.

4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.

5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Contoh:
Air surut memungut bayam
Sayur diisi ke dalam kantung
Jangan diikuti tabiat ayam
Bertelur sebiji riuh sekampung

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Hal 169 Semester 2: Kata Berima pada Gurindam, Syair, Pantun

Syair

Syair berasal dari Persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya Islam.

Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum.

Namun, setelah mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.

Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri Syair:

1. Tiap bait terdiri dari 4 baris.

2. Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.

3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasanya berupa kiasan.

Contoh:

Syair Perahu
Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India.

Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula atau perumpamaan.

Gurindam digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya kehidupan.

Gurindam merupakan puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

Ciri-ciri Gurindam:

1. Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.

2. Tiap baris memiliki 10-14 suku kata.

3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).

4. Merupakan 1 kesatuan yang utuh.

5. Baris 1 berisi soal, masalah, atau perjanjian.

6. Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah, atau perjanjian pada baris pertama.

7. Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup, atau kata mutiara.

Contoh :
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Sumber:

Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.

Modul Pembelajaran SMP Terbuka Bahasa Indonesia Kelas VII: Modul 7 Puisi Rakyat oleh Seni Asiati dan Fatwa Amalia.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved