50 Siswa Sekolah di NTB, NTT dan Papua Dapat Beasiswa Nusantaraku
Beasiswa yang diberikan berupa bantuan dana pendidikan senilai total Rp 200 juta ini meliputi SPP, biaya hidup hingga biaya buku dan aktivitas sekolah
Meta Olivia, siswi kelas 8 di MTs Sayang Ibu Dasan Geria, merupakan salah satu siswa yang lolos
seleksi dan aktif mengikuti beberapa lomba di tingkat kabupaten.
Meta menyatakan, beasiswa ini memotivasi dirinya untuk semakin giat belajar dalam menggapai cita-citanya sebagai dokter.
"Saya bangga dapat terpilih sebagai salah satu penerima Beasiswa NusantaraKu. Hal ini mendorong saya berani bermimpi untuk mewujudkan cita-cita sebagai dokter dan membawa kebanggaan bagi keluarga saya, sekaligus 2 turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Pujut, Lombok Tengah,” kata Meta.
Di sepanjang program, Meta bersama para penerima beasiswa lainnya akan dievaluasi langsung oleh Runcing Foundation dan mitra-mitra lokal melalui kunjungan sekolah serta pemantauan kegiatan, baik di dalam maupun luar kelas.
Sebelumnya, Runcing Foundation juga telah sukses menyelenggarakan beragam project dengan menggandeng sejumlah mitra.
Pada 2021 lalu, Runcing Foundation berhasil menyelesaikan pembangunan ruang kelas MA Al-Kadriniyah di Pulau Pantar, NTT guna mengatasi kendala aksesibilitas menuju bangunan sekolah.
Runcing Foundation juga telah mendirikan pusat pembelajaran lintas desa melalui COVID-19 Relief Study Program dengan menyediakan smartphone, paket data, bahan ajar, perlengkapan sekolah, serta masker dan pelindung wajah bagi dua puluh desa dan kecamatan di NTB.
Selain menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, Runcing Foundation juga menggelar pelatihan kepada volunteer dari koalisi mahasiswa internasional yang akan mengajar di SD Fatkalaman yang terletak di daerah terpencil Pulau Seram, Maluku.
”Project-project ini menjadi bukti komitmen kami untuk berkontribusi mendorong pemerataan pendidikan di Indonesia.Harapannya, Runcing Foundation dapat terus memperluas penerima manfaat, khususnya bagi murid-murid dan tenaga-tenaga pengajar di Indonesia Tengah dan Timur lainnya,” kata Carlos.