Materi Sekolah
Mengenal Jenis-jenis Zat Adiktif: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Psiko-Aktif Lainnya
Berikut jenis-jenis zat adiktif di antaranya narkotika, psikotropika, dan zat psiko-aktif lainnya.
Misalnya, orang yang sulit tidur, apabila meminum obat tidur (golongan psikotropika) dapat menyebabkan tidur nyenyak.
Oleh karena itu, penggunaan psikotropika harus sesuai dengan resep dokter.
Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi empat golongan berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika golongan I berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan sebagai obat.
Misalnya, ekstasi/MDMA (metil dioksi metamfetamin), LSD (Lysergic acid diethylamide), dan STP/DOM (dimetoksi alpha dimetilpenetilamina).
Kemudian, psikotropika golongan II berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan dan sangat terbatas digunakan sebagai obat.
Misalnya, amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin, dan ritalin.
Psikotropika golongan III berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan sebagai obat.
Misalnya pentobarbital dan flunitrazepam.
Lalu, psikotropika golongan IV, berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan sebagai obat.
Misalnya, diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, dan nitrazepam seperti pada Gambar 5.12 yang digunakan sebagai obat tidur.

Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan psikotropika golongan I di luar ketentuan hukum dapat dipidana 4-15 tahun penjara dan denda 15-750 juta rupiah (UU Psikotropika pasal 59).
3. Zat psiko-aktif lainnya
Selain narkotika dan psikotropika, terdapat zat atau obat lain yang berpengaruh terhadap kerja sistem saraf pusat.
Apabila disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.